Nahberikut ini adalah Contoh Judul Skripsi Jurusan PGSD Manajemen Kesiswaan Di Sd Negeri Puluhan Kecamatan Sedayu Kabupaten X Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan X Daerah X Penanaman Nilai Disiplin Di Sekolah Dasar Negeri X. NikoRasit S 1203050052 Skripsi PGSD - Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Index. Contoh judul skripsi kualitatif bahasa indonesia sd. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR 04. WAJIB DI BACA. JudulSkripsi Pgsd Bahasa Indonesia di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. JudulSkripsi Nama NIM Setel diujikañ. Drs. H. JJ.JI T. R, 1996. Pembelajaran terpadu D — 11 PGSD dan S — 2 Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdikbud. Poerwadarmita, 1996. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. PRESTASI BELAJAR MENYIMAK BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN TERPADU SISWA KELAS 1 SMA NEGERI 1 BONTOBAHARI JUDULSKRIPSI PGSD PTK K13 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI. JUDUL SKRIPSI PGSD PTK K13 PENGARUH KEDISIPLINAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR. Baca Juga. DOWNLOAD JUDUL PTK PGSD PENGARUH PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT. Writtenby Alexandra Mar 03, 2021 · 11 min read. Contoh Laporan Pkp Ut Pgsd Bahasa Indonesia Kelas 3 - Jawaban bahasa jawa kelas 9 halaman 38. Download Laporan Pkp Ut Lengkap PDF 1900 MB - Kumpulan Tips Soal Jurnal Skripsi Makalah. Download any of our books like this one. JudulSkripsi PGSD Kualitatif Terbaru 2019. Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SD Negeri 20 Losungbatu Kec. Padangsidimpuan Utara. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri No.106224 Kerapuh Kec. Dolok Masihul Kab. gmqR. Jika teman teman sedang mencari ide untuk menentukan judul skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia makan ada baiknya untuk membaca ulasan berikut ini, mengenai judul skripsi bahasa Kemampuan Membaca Cepat Untuk Menemukan Ide Pokok Dengan Teknik Skipping Ayunan Visual Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Viii-F Smp Kristen 15 PandeglangEfektivitas Media Foto Berorientasi Kehidupan Sosial Dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif Studi Pada Siswa Kelas X Di Man 2 CiamisUpaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Dalam Menceritakan Pengalaman Yang Mengesankan Dengan Menggunakan Model Talking Stick Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iii Sekolah Dasar Katolik 22 PadangStudi Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Sma Kelas Xi Analisis Deskriptif Sebagai Upaya Mendapatkan Bahan Ajar BerkualitasPeningkatan Kompetensi Menulis Karya Ilmiah Sederhana Menggunakan Strategi Kontekstual Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Ix Smp Don Bosco BangkalanPeningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Sugestopedia Penelitian Tindakan Di Kelas Viii D Smp Cambridge Polewali MandarPembelajaran Menulis Puisi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Mengarang Dan Membaca Terintegrasi Yang Kooperatif Circ/Cooperative Integrated Reading And Composition Di Kelas Vii Mtscieurih Kabupaten CiamisAnalisis Karakteristik Bentuk Dan Makna Kata Berafiks Yang Berkategori Verbal Dalam Bentuk Pesan Singkat Di Teknik Think-Talk-Written Ttw Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Cimanggu Kabupaten CilacapHubungan Minat Menerjemahkan Dengan Kemampuan Menerjemahkan Teks Bahasa Jerman Kedalam Teks Bahasa IndonesiaAnalisis Kontrastif Peribahasa Yang Menggunakan Kata Dalam Ranah Tumbuhan Dalam Bahasa Jerman Dan Bahasa IndonesiaPeningkatan Kompetensi Bahasa Indonesia Dan Kompetensi Ipa Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Tematik Berbasis Laboratorium Pengetahuan Science LaboratoryPenggunaan Model Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Numbered Head Together Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Studi Eksperimen Di Kelas Viii Smp Negeri 6 BanjarPenerapan Model Pembelajaran 3m Meniru, Mengolah, Mengembangkan Dalam Pembelajaran Menulis Berita Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Viii A Smp Negeri 4 Banjar Tahun Pelajaran 2012/2013Penerapan Teknik Peta Pikiran Mind Mapping Dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel Untuk Meningkatkan Keterampilan Reproduktif Siswa Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 PamaricanKajian Interferensi Bahasa Sunda Terhadap Morfologi Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar Negeri Merdeka LembangKabupaten Bandung BaratMeningkatkan Kemampuan Menyimak Pembacaan Cerpen Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Bekerjasama Cooperative Learning Tipe Jigsaw Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Xi Ips 4 Sma Negeri 1 Ciamis Tahun Ajaran 2012/2013Pembelajaran Membaca Cerpen Dengan Menggunakan Metode Inventarisasi Gagasan Brainstorming Di Kelas Ix Mts Negeri RajadesaPeningkatan Kemampuan Menjelaskan Hubungan Latar Suatu Cerpen Dengan Realitas Sosial Dalam Pembelajaran Berbicara Dengan Menggunakan Metode Kontruktivisme Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Semester Ii Smp Negeri 3 SalawuPembelajaran Membaca Ekstensif Untuk Menemukan Gagasan Dari Artikel Dengan Menggunakan Metode Inquiry Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Ix Smpn 1 BandungPembelajaran Menulis Paragraf Argumentatif Dengan Menggunakan Peta Pikiran Mind Mapping Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas X Man 2 CiamisPembelajaran Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Permainan Voli Verbal Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viii Smp Negeri 4 RancahPembelajaran Berpidato Dengan Menggunakan Model Arias Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X Tkrsmkn 2 CiamisAnalisis Kesahihan Dan Keterpercayaan Alat Evaluasi Bse Bahasa Indonesia Kelas Viii Semester I Penelitian Deskriptif Terhadap Buku Sekolah Elektronnik Bahasa Indonesia Untuk Smp Yang Digunakan Di Bandung TimurAnalisis Keterbacaan Soal Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Smp Kristen Protestan 14 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012Analisis Penggunaan Diksi Dan Gaya Bahasa Dalam Buku Biografi Chairul Tanjung Si Anak Singkong Sebagai Upaya Memilih Bahan Ajar Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Orang Lain Di SmaAnalisis Gaya Berpidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Studi Deskriptif Terhadap Rekaman Berpidato Sebagai Salah Satu Upaya Mendapatkan Bahan Ajar Berpidato Di SmaKajian Semiotika Kumpulan Puisi Teriakan Diam Karya Ibg Dharma Putra Upaya Mendapatkan Bahan Ajar Menyimak Puisi Di SmaPembelajaran Membaca Teks Drama Dengan Menggunakan Metode Quantum Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Ix Smp Negeri 6 Ciamis Tahun Ajaran 2012/2013Penggunaan Model Power Reading Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Xi Ipa 2 Sma Gloria TarutungKeefektifan Media Film Cita-Citaku Setinggi Tanah Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Studi Pada Siswa Kelas X Sma St. John, CikupaPenggunaan Media Gambar Untuk Kemampuan Menulis Puisi Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iii Sd Santa Clara PidiePembelajaran Berbicara Dalam Menerapkan Prinsip-Prinsip Diskusi Melalui Model Time Token Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Ix Smp Tarakanita 9 BondowosoPembelajaran Menyimak Isi Berita Dengan Menggunakan Strategi Peningkatan Kemampuan Berpikir Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas Viii Smp Katolik CilegonPembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi Dengan Menggunakan Metode Students Team Achievement Division StadPenggunaan Metode Pembelajaran Pakem Model Kuantum Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Xi Sma Kristen Banda AcehAnalisis Kesahihan Dan Keterpercayaan Alat Evaluasi Bse Bahasa Indonesia Kelas Viii Semester I Penelitian Deskriptif Terhadap Buku Sekolah Elektronnik Bahasa Indonesia Untuk Smp Yang Digunakan Di Bandung TimurAnalisis Keterbacaan Soal Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Smp Kristen Protestan 14 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing UkbipaDemikian, terimakasih sudah membaca BUKU PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNTUK PGSD, Buku ini terdiri dari 6 Bab, pada setiap bab membahas tentang keterampilan berbahasa , pada Bab I Pendahuluan dan Bab II membahas tantang Tanda Baca, Pada Bab III membahasa tentang Ketrampilan Menyimak, Bab IV Keterampian Berbicara Bab V Keterampilan Membaca dan Bab VI Keterampilan Menulis Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ROHANA & SYAMSUDDIN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNTUK PGSD KATA PENGANTAR Puji dan syukur hanya kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, buku yang berjudul Keterampilan Berbahasa Indonesia untuk PGSD dapat diselesaikan,.. berkat bantuan dari berbagai pihak. banyak sumbang saran, kritik dan teguran yang diberikan oleh berbagai pihak, untuk itu, kami dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu. Buku ini terdiri dari 5 Bab, pada setiap bab membahas tentang keterampilan berbahasa , pada Bab I Pendahuluan dan Bab II membahas tantang Tanda Baca, Pada Bab III membahasa tentang Ketrampilan Menyimak, Bab IV Keterampian Berbicara Bab V Keterampilan Membaca dan Bab VI Keterampilan Menulis. Buku ini diharapkan dipergunakan sebagai tambahan sumber belajar bahasa Indonesia di PGSD karena materi yang dibahas keterkaitan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, yang menjadi pedoman untuk memahami karateristik murid SD yang mempunyai cara belajar yang berbeda beda, buku ini dioracang khusus untuk mahasiswa PGSD sebagai calon guru di SD, agar senantiasa memahami situasi dan cara mengaplikasikan pengetahuannya ketika mengajar. Kami menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih mempunyai kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaannya. Semoga buku ini bermanfaat dalam mengembangkan dunia pendidikan. Aamiin. Makassar, 2021 Penulis DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 BAB II TANDA BACA 2 A. Pengertian Tanda Baca 3 B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya 4 BAB III KETERAMPILAN MENYIMAK 22 1. Pengertian Menyimak 22 2. Tujuan Menyimak 27 3. Jenis Menyimak 28 4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemampuan Murid Menyimak di Sekolah Dasar 32 5. Upaya Meningkatkan Kemampuan Murid Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 34 6. Strategi Pembelajaran Menyimak di SD 35 BAB IV KETERAMPILAN BERBICARA 41 1. Pengertian Keterampilan Berbicara 41 2. Tujuan Berbicara 43 3. Jenis-jenis Berbicara 44 4. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara 45 5. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara 45 6. Langkah-langkah Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah 47 BAB V KETERAMPILAN MEMBACA 49 1. Pengertian Membaca 49 2. Tujuan Membaca 62 3. Tujuan Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar 63 BAB VI KETERAMPILAN MENULIS 71 1. Pengertian Menulis 71 2. Tujuan Menulis 76 3. Teknik Pembelajaran Menulis 79 DAFTAR PUSTAKA 82 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung berbentuk lisan, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan, untuk itu murid perlu memahami bahasa dengan baik, yang diawali dengan pengenalan tanda baca dengan baik supaya tidak terjadi kesalahan dalam penulisan. Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan seperti titik, koma, titik dua. Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami setiap isi bacaan. Tanpa tanda baca, pembaca akan sulit mengerti maksud dari penulis melalui bacaan itu. Apabila tidak ada tanda baca, misalnya saja tanda titik ., tentu para pembaca kebingungan menentukan antarhubungan kalimat dan maksud dari kalimat itu karena kalimat tersambung tanpa jeda. Dengan demikian, tanda baca sangat dibutuhkan dalam sebuah penulisan artikel sebagai kunci atas apa yang ingin disampaikan oleh penulis kepada sangat bermanfaat dalam keterampilan menulis. Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen yaitu kebahasaan, kemampuan berbahasa dan kesastraaan. Kompetensi kebahasaan tediri atas dua aspek yaitu struktur kebahasaan dan kosakata. Kemampuan berbahasa terdiri atas empat aspek yaitu kemampuan mendengarkan,membaca,berbicara dan menulis. Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Oleh karena itu, dalam buku ini dibahas mengenai tanda baca dan ketelampilan berbahasa kususnya di SD. keterampilan menyimak di SD, keterampilan berbicara di SD, keterampilan membaca di SD, keterampilan menulis di SD 2 BAB II TANDA BACA A. Pengertian Tanda Baca Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Pengertian tanda baca secara umum adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan. Adapun pengertian tanda baca menurut pakar, yaitu 1. Menurut Drs. Abdullah, tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk menjelaskan maksud penulis agar informasi disampaikan tanda serah terima oleh pembaca. 2. Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar kemahiran Berbahasa Indonesia halaman 13, bahwa tanda baca adalah tanda – tanda atau gambar – gambar yang menggambarkan unsure - unsure suprasemental dalam tutur untuk memudahkan pembaca mengikuti jejak bahasa lainnya. 3. Menurut Prof. Dr. dalam bukunya yang bejudul Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, halaman 33 mengemukakan bahwa tanda baca ialah lambang – lambang tulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa lisan yang bukan bunyi – bunyi bahasa fonem – fonem. 4. Menurut Fachruddin, dalam buku bahasa Indonesia buku Pegangan Mata Kulia Dasar Umum halaman 33 tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk melambangkan bahasa. 3 5. Menurut KBBI, tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan seperti titik, koma dan lain sebagainya. Tanda baca adalah yang tidak berhubungan dengan fonem pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan. B. Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya 1. Tanda Titik . a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh - Saya suka makan bakso. - Ibuku tinggal di Bone. - Ibu membeli sayuran di pasar. Kemudian ibu memasaknya. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Contoh - Irwan S. Gatot - George W. Bush - Budi U. Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh Dwiki Halla c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh - Dr. doktor - sarjana ekonomi - Kol. kolonel - Bpk. bapak d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. 4 Contoh - dll. dan lain-lain - dsb. dan sebagainya - tgl. tanggal - hlm. halaman e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contoh - Pukul pukul 7 lewat 10 menit 12 detik - jam 1 jam, 20 menit, 30 detik f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh Desa Maju berpenduduk orang. g. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Contoh - III. Deapartemen Pendidikan Nasional A. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi B. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini 2. … - 1. Patokan Umum Isi Karangan Ilustrasi Gambar Tangan Tabel Grafik - 2. Patokan Khusus … … 5 h. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Contoh - Sucipto. Adi. 2014. Cara Belajar yang Benar. Cirebon Gramedia. - Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Sekretariat Negara. i. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak dengan huruf tebal. Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat. j. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Contoh DPR Dewan Perwakilan Rakyat SMA Sekolah Menengah Atas PT Perseroan Terbatas WHO World Health Organization UUD Undang-Undang Dasar SIM Surat Izin Mengemudi Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional rapim rapat pimpinan k. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh Cu tembaga 52 cm l liter 6 l. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. contoh - Belajar Berbahasa Indonesia - Tabel hasil pertanian Desa Makmur m. Tanda titik tidak dipakai pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik. Contoh - Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, - Dia memerlukan meja, kursi, dsb. - Dia mengatakan, “kaki saya sakit.” n. Tanda titik tidak dipakai di belakang 1 nama dan alamat penerima surat, 2 nama dan alamat pengirim surat, dan 3 di belakang tanggal surat. Contoh - Yth. Sdr. Moh. Hasan Jalan Arif Rahmad 43 Palembang - Adinda Jalan Diponegoro 82 Jakarta - 21 April 2008 2. Tanda Koma , a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Contoh Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan dengan koma sebelum "dan"] Contoh penggunaan yang salah Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan tanpa koma sebelum "dan"] 7 b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. Contoh - Saya akan membeli buku-buku puisi, tetapi kau yang memilihnya. - Ini bukan buku saya, melainkan buku ayah saya. - Dia senang membaca cerita pendek, sedangkan adiknya suka membaca puisi. c. 1 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh - Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. - Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. - Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku. 2 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Contoh - Saya tidak akan datang kalau hari hujan. - Ia lupa akan janjinya karena sibuk - Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang lulus. d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, dengan demikian, dan meskipun begitu. Contoh - Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beamurid belajar di luar negeri. - Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar. - Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapapun. 8 e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. contoh - O, begitu. - Wah, indah sekali bunga mawar di rumahmu. - Hati-hati, ya, jalannya licin. - Mas, kapan pulang ? - Mengapa kamu diam, Dik ? - Kue ini enak, Bu. f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh - Kata ibu, “Saya gembira sekali.” - “Saya gembira sekali,” kata ibu,”karena lulus ujian.” g. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh - "Di mana Ani tinggal?" tanya Ali. - “Masuk ke kelas sekarang!” perintahnya. h. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh - Sir. Abdullah, Jl. Toddopuli Raya Timur Dl-24, Makassar - Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar, JL. Tidung 5, Makassar - Bone 2 Januari 1992 - Tokyo, Jepang 9 i. Tanda koma dipakai untuk memisahka bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh - Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakrta Restu Agung. - Halin, Amran Ed. 1976. Politk Bahasa Nasional. Jakarta Pusat Bahasa. - Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta PT Wikipedia Indonesia. j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Contoh - Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 Jakarta Pustaka Rakyat, 1950, - Hilman, Hadikusuma, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia Bandung Alumni, 1977, hlm. 12. - Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang Jogjakarta UP Indonesia, 1967, hlm. 4. k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh - Dian Ekawati, - Siti Khadija, l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh - 33,5 m - 27,3 kg - Rp500,00 10 m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh - Dosen kami, Dr. Rohana, disiplin sekali. - Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih - Semua murid, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan padua suara. n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. Bandingkan dengan Kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini dalam pengembangan kosakata. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian saudara. 3. Tanda Titik Koma ; a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. Contoh - Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju celana, dan kaos; pisang, apel, dan juruk. - Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan anggota, dokumentasi, dan asset organisasi. b. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalmat majemuk setara. 11 Contoh - Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang baru dibeli ayahnya. - Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar. c. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan. Contoh Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini 1 Berkewarganegaraan Indonesia; 2 Berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya; 3 Berbadan sehat; 4 Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Tanda Titik Dua a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau perincian. Contoh - Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga kursi, meja, dan lemari. - Fakultas itu mempunyai dua jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan. - Sifat benda saat menghantarkan listrik ada dua isolator dan konduktor b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerincian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh - Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. 12 - Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan. c. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerincian. Contoh - Ketua Ali Sekretaris Rijal Bendahara Khaedar - Tempat Gedung AC 105 Pascasarjana UNM Pembawa Acara Citra Sufiani Alamsyah Hari, tanggal Senin, 7 Desember 2015 Waktu d. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh Ibu "Jangan lupa sebelum tidur, kamu haus mengosok gigi dan cuci kaki! " Fitri "Siap, Bu!" e. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan serta nama kota dan penerbit buku dan acuan dalam karangan. Contoh - Tempo, I 1971, 347 - Surah Yasin 9 - Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup Sebuah Studi, sudah terbit. - Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta Pusat Bahasa. f. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan perbandingan. Contoh - Perbandingan murid laki-laki terhadap perempuan adalah 21. - Perbandingan anak yang senang belajar matematika dan tidak senang adalah 13 13 5. Tanda Hubung - a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh - anak-anak, - berulang-ulang, - kemerah-merahan Tanda ulang singkatan seperti pangkat 2 hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. b. Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Contoh - p-e-n-g-u-r-u-s - 25-10-1991 c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Perhatikan perbedaannya - ber-evolusi dengan be-revolusi - duapuluhlima-ribuan20×5000 dengan dua-puluh-lima-ribuan 1×25000. - Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah - Anak-ibu yang pintar dengan anak ibu-yang pintar d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan. 1 se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital Contoh se-Indonesia 2 ke- dengan angka Contoh anak ke-3 3 angka dengan –an contoh tahun 200-an 4 Singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata Contoh KTP-nya, dan sinar-x 14 5 Nama jabatan rangkap. Contoh Menteri-Sekretaris Negara e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh - di-smash - pen-tackle-an - men-scan f. Tanda hubung dipakai menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh - Di samping cara lama diterapkan juga ca- ra baru. - Sebagaimana kata peribahasa, tak ada ga- ding yang tak retak. 6. Tanda Pisah –, — a. 1 Tanda pisah em — dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh - Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar. - Desa maju—saya harapkan—akan menjadi desa yang sejahtera. 2 Tanda pisah — dipakai untuk menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Contoh - Rangkaian penemuan ini—teori evolusi dan teori atom—telah mengubah pandangan kita tentang alam semesta. - Gerakan pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus ditingkatkan. - 15 b. 1 Tanda pisah en – dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke' atau 'sampai'. Contoh - 1919–1921 - Medan–Jakarta - 10–13 Desember 1999 2 Tanda pisah en – tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang −. Contoh - dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65 - antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499 - −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C 7. Tanda Elipsis ... a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama. Contoh - Kalau begitu ... , marilah kita laksanakan. - Jika saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan. b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Contoh - Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. - Pengetahuan dan pengalaman kita … masih sangat terbatas. 16 Catatan Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Contoh Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat … . 8. Tanda Tanya ? a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Contoh - Kapan ia berangkat? - Saudara tahu, bukan? b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh - Ia dilahirkan pada tahun 1683 ?. - Uangnya sebanyak 10 juta rupiah ? hilang. 9. Tanda Seru ! Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh - Alangkah mengerikannya peristiwa itu! - Bersihkan meja itu sekarang juga! - Sampai hati ia membuang anaknya! - Merdeka! Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama. 17 10. Tanda Kurung a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh - Bagian keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham secara berkala. - Anak itu tidak memiliki KTP Kartu Tanda Penduduk - Dia tidak membawa SIM Surat Izin Mengemudi b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh - Satelit Palapa pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada membentuk sistem satelit domestik di Indonesia. - Pertumbuhan penjualan tahun ini lihat Tabel 9 menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh - Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokaina - Pembalap itu berasal dari kota Medan. d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Contoh - Pemasaran itu menyangkut masalah a produk, b harga, c tempat, dan d promosi. - Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan 1 akta kelahiran, 2 ijazah terakhir, dan 3 surat keterangan kesehatan. Catatan Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah. Contoh Dia senang dengan mata pelajaran a Fisika 18 b Kimia c Biologi 11. Tanda Kurung Siku [...] a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh - Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. - Ia memberikan uang [kepada] anaknya. b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh - Persamaan kedua proses ini lihat pada materi sebelumnya [halaman 34-35] perlu dijelaskan lagi. 12. Tanda Petik "..." a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain. Contoh - "Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!" - Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia." b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair/puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh - Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. - Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo. 19 - Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh - Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. - Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai". d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh - Kata Tono, "Saya juga minta satu." - Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut? " e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh - Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". - Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya. 13. Tanda Petik Tunggal '...' a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Contoh - Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?" - "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan. b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan. Contoh - Terpandai 'paling pandai' - Retina 'dinding mata sebelah dalam' 20 c. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh - feed-back 'balikan' - dress rehersal 'gladi bersih' - tadulako 'panglima' 14. Tanda Garis Miring / a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun ajaran. Contoh - No. 7/PK/1973 - Jalan Kramat III/10 - tahun anggaran 1985/1986 b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun. Contoh - Dikirimkan lewat darat/laut - Harganya - Tindakan penipuan dan/atau penganaiyaan. Catatan Tanda garis miring ganda // dapat digunakan untuk membatasi penggalan penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah. 15. Tanda Penyingkat Apostrof' Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh - Ali 'kan kusurati. 'kan = akan - Malam 'lah tiba. 'lah = telah - 1 Januari '88 '88 = 1988 Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa. 21 BAB III KETERAMPILAN MENYIMAK 1. Pengertian Menyimak Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar. Menurut Poerwadarminta 1984 941 “Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu. Dengan kata lain menurut Tarigan 1993 19 “Dalam proses menyimak juga terdapat proses mendengar, tetapi tidak selalu terdapat proses menyimak di dalam suatu proses mendengar.” Kalau keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua keterampilan berbahasa ini berhubungan erat, karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi, memahami makna komunikasi. 22 Menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya. Dalam hal mendengarkan atau memerhatikan orang membaca atau orang yang bercakap, penyimak menerima keterangan melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan suara orang yang membaca atau bercakap. Jika pembicara dan pembaca dapat melihat, maka penyimak akan dapat melihat gerak muka dan gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan sebagainya. Jika penyimak menyimak lewat media bantu seperti tape recorder, maka si penyimak hanya dapat menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh si pembicara. Dengan demikian, mendengar, mendengarkan, dan menyimak memiliki makna yang berbeda. Menyimak kegiatan mental lebih aktif daripada mendengar. Dalam menyimak, terdapat proses mental mulai dari proses mengidentifikasikan bunyi, proses menyusun pemahaman dan penafsiran, proses penggunaan hasil pemahaman sampai penafsiran. Proses mengidentifikasian bunyi merupakan suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna bunyi tersebut. Dalam proses ini barulah pada fase-fase mendengar. Proses penyusunan pemahaman dan penafsiran menunjuk kepada cara pendengar menyusun suatu penafsiran sebuah kalimat dari si pembicara, mulai dari identifikasi bentuk-bentuk bunyi sampai kepada pembentukan sebuah penafsiran yang sama dengan yang dimaksudkan oleh si pembicara tadi. Proses penggunaan menunjuk kepada upaya pendengar untuk menggunakan hasil penafsiran untuk tujuan selanjutnya, misalnya, mengakomodasi informasi, menjawab pertanyaan, menurut perintah, menanamkan harapan. Selanjutnya Achsin dan Djirong 1985 17 menambahkan “Proses menyimpan atau mengingat sebagai bagian dari suatu proses menyimak.” Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa menyimak bukan hanya mendengarkan. Mendengar hanya taraf penerimaan bunyi tanpa memerhatikan makna yang 23 terkandung dalam bunyi itu. Dalam kegiatan menyimak setelah proses penerimaan bunyi terjadi aktivitas mental dalam berbagai tingkat yaitu proses pembentukan pemahaman, proses pemanfaatan, dan proses penyimpanan dalam ingatan jangka panjang. Pesan atau informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut pada saat diperlukan dapat muncul kembali dipermukaan dalam bentuk kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Hakikat menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman. Teknik atau cara menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di Sekolah Dasar. Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi murid. Adapun beberapa teknik menyimak yang dapat digunakan guru dalam proses mengajar di Sekolah Dasar, di antaranya adalah 1 Teknik Ulang – Ucap Menirukan Teknik atau cara ini biasa digunakan guru pada murid yang belajar bahasa permulaan, baik belajar bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini dugunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas oleh guru. Dengan Teknik ini, pertama – tama guru mengucapakan kata – kata yang sederhana, seperti “ mata “,misalnya, kemudian guru menperjelas kata tersebut dengan cara mendemonstrasikannya, guru mengunakan jari tangannya untuk menunjuk salah satu bagian wajahnya , yaitu mata. Langkah kedua, guru mengucapkan kata “mata” dengan jelas dan keras, murid diminta menyimaknya dengan baik, kemudin menirukan apa yang diucapkan guru. Langkah ketiga, guru memberikan latihan ekstensif dengan mengulang kata – kata yang sudah dikenalkan, kemudian menambah kosa kata serta mengenalkan sturktur kalimat 24 kepada murid sampai murid dapat mengucapkan kata – kata dengan tepat, dan akhirnya menggunakan kata itu dalam struktur yang sederhana. 2. Teknik Informasi Beranting Guru memberikan informasi kepada salah seorang murid kemudian informasi tersebut disampaikan kepada murid didekatnya; begitu seterusnya, informasi disampaikan secara beranting. Murid yang menerima informasi terakhir, mengucapkan keras – keras informasi tersebut di hadapan teman – temannya. Dengan demikian, kita tahu apakah informasi itu tetap sama dengan sumber pertama atau tidak. Jika tetap sama, berarti daya simak murid sudah cukup baik, akan tetapi, bila informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya simak murid masih kurang. Contoh Informasi Andi membeli mie bersama Rani tadi pagi. 3. Teknik Satu Mulut Satu Kelas Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel atau cerita di hadapan murid, dan murid diminta menyimak baik – baik. Sebelum murid menyimak, guru memberi penjelasan tentang apa – apa yang perlu disimak. Setelah guru selesai membacakan, guru dapat meminta murid, misalnya a. Menceritakan kembali isi materi yang disimaknya b. Menyebutkan urutan ide pokok dari apa yang disimak c. Menyebutkan tokoh atau pelaku cerita dari apa yang disimaknya d. Menemukan makna yang tersurat dari apa yang disimaknya e. Menemukan makna yang tersirat dari apa yang disimaknya f. Menemukan ciri – cirri atau gaya bahasa yang digunakan dalam wacana yang dibacakan g. Menilai isi dari apa yang disimaknya 25 Pertanyaan – pertanyaan yang disampaikan guru kepada murid tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan. Dalam penggunaan teknik ini, guru dituntut untuk dapat membaca dengan baik sesuai dengan jenis wacana yang dibacanya. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan bahan bacan dan cara membacanya, jangan sampai mengalami kesulitan memahami isi yang disimaknya hanya karena pembacaan yang kurang siap. 4. Teknik Satu Rekaman Satu Kelas Guru terlebih dahulu menyiapkan rekaman melalui kaset tape recorder ,CD, ataupun Laptop yang berisi ceramah, pembacaan puisi, pidato, cerita / dongeng, drama, dan sebagainya. Kemudian guru memberi petunjuk – petunjuk sebelum kaset diputar tentaang hal – hal yang perlu disimak. Setelah itu guru memutar rekaman yang telah disiapkan sebelumnya misalnya dongeng. Murid diminta menyimak baik – baik. Rekaman dapat diputar ulang bila murid belum dapat mengikuti tentang apa yang diputar. Kemudian murid diberikan tugas menjawab pertanyaan – pertanyaan untuk menguji pemahamannya terhadap rekaman yang disimaknya. 5. Teknik Group Cloze Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah wacana sekali, murid diminta menyimak baik – baik. Kemudian, guru membacakan lagi wacana tersebut dengan cara membaca paragraph awal penuh,sedangkan paragraph berikutnya ada beberapa kata atau kelompok kata yang itu, tugas murid adalah memikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang kosong dengan kata – kata atau peristilahan atau kelompok kata yang asli dari wacana yang dibacakan sebelumnya. 6. Teknik Parafrase Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan sebuah puisi untuk disimak oleh murid. Setelah itu, guru membacakan puisi yang telah disiapkan dengan jelas. Kemudian setelah murid selesai menyimak, murid secara 26 bergiliran disuruh menceritakan kembali isi puisi yang telah disimaknya dengan kata – kata sendiri. Dalam menerapkan teknik ini, guru harus menyesuaikan dengan perkembangan kebahasaan murid, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai tujuan. 7. Teknik Simak Libat Cakap Sesuai dengan nama teknik ini, penyimak terlibat dalam pembicaraan. Dalam pelaksanaan teknik ini guru dapat menugaskan murid mengdakan wawancara, misalnya dengan guru wali. Sebelum mengadakan wawancara, murid diminta menyiapkan apa yang perlu ditanyakan kepada orang yang diwawancarai. Tugas selanjutnya murid menyusun hasil wawancara yang kemudian diserahkan kepada guru untuk diteliti. 8. Teknik Simak Bebas Libat Cakap. Teknik ini senada dengan teknik libat cakap yang memetingkan keterlibatan penyimak dalam pembicaraan. Penyimak di sini hanya berlaku sebagai pemerhati yang penuh minat, tekun menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara sehingga penyimak dapat memahami isi pembicaraan, tujuan pembicaraan, menganalisis apa yang dibicarakan, serta akhirnya menilai isi pembicaraan. 2. Tujuan Menyimak 1. Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujuan agar ia dapat memeperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara 2. Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau dipagelarkan teruatama sekali dalam bidang seni. 3. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tidak logis, dan lain-lain 27 4. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu misalnya pembacaan berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan pendebatan. 5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedaskan arti distingtif, mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli native speaker 7. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermaksud agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8. Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan. 3. Jenis Menyimak Adapun jenis-jenis menyimak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Sutari, 1998 47 adalah sebagai berikut a. Menyimak ekstensif extensive listening b. Menyimak intensif intensive listening c. Menyimak sosial social listening d. Menyimak sekunder secondary listening 28 e. Menyimak estetik aesthetic listenings f. Menyimak kritis critical listening g. Menyimak konsentratif consentrative listening h. Menyimak introgatif introgative litening i. Menyimak penyelidikan exploratory listening j. Menyimak pasif passive listening k. Menyimak selektif selective listening Jenis-jenis menyimak sebagai dikemukakan di atas, dapat diuraikan sebagai berikut a. Menyimak ekstensif extensive listening Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Pada umumnya, sumber yang paling baik untuk menyimak ekstensif adalah rekaman yang dibuat guru sendiri, misalnya rekaman yang bersumber dari siaran radio, televisi, dan sebagainya. b. Menyimak intensif intensive listening Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada pemahaman serta pengertian umum. Jelas bahwa dalam kasus yang kedua ini maka bahasa secara umum sudah diketahui oleh para murid. c. Menyimak sosial social listening Menyimak sosial atau menyimak konversasional conversational listening ataupun menyimak sopan courtens listening biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat respons-repons yang pantas, mengikuti detail-detail yang menarik, dan memerhatikan 29 perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan. d. Menyimak sekunder secondary listening Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif casual listening dan extensive listening misalnya, menyimak pada musik yang mengirimi tarian-tarian rakyat terdengar secara sayup-sayup sementara kita menulis surat pada teman di rumah atau menikmati musik sementara ikut berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di sekolah seperti menulis, pekerjaan tangan dengan tanah liat, membuat sketsa dan latihan menulis dengan tulisan tangan. e. Menyimak estetik aesthetic listening Menyimak estetik yang juga disebut menyimak apresiatif apreciational listening adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif, mencakup dua hal yaitu pertama menyimak musik, puisi, membaca bersama, atau drama yang terdengar pada radio atau rekaman-rekaman. Kedua menikmati cerita-cerita, puisi, teka-teki, dan lakon-lakon yang diceritakan oleh guru atau murid-murid. f. Menyimak kritis critical listening Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya atau tiadanya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta ketidaktelitian yang akan diamati. Murid-murid perlu banyak belajar mendengarkan, menyimak secara kritis untuk memperoleh kebenaran. g. Menyimak konsentratif consentrative listening Menyimak konsentratif sering juga disebut study-type listening atau menyimak yang merupakan jenis telaah. Kegiatan-kegiatan tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk serta menyimak urutan-urutan ide, fakta-fakta penting, dan sebab akibat. h. Menyimak kreatif Creative listening Menyimak kreatif adalah jenis menyimak yang mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imaginatif kesenangan- 30 kesenangan akan bunyi, visual atau penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa didengarnya. i. Menyimak introgatif introgative litening Menyimak introgatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena sipenyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini si penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi atau mengenai jalur khusus. j. Menyimak penyelidikan exploratory listening Menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud dan yang agak lebih singkat. Dalam kegiatan menyimak seperti ini si penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian dan informasi tambahan mengenai suatu topik atau suatu pergunjingan yang menarik. k. Menyimak pasif passive listening Menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasa menandai upaya-upaya kita saat belajar dengan teliti, belajar tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih serta menguasai sesuatu bahasa. Salah satu contoh menyimak pasif adalah penduduk pribumi yang tidak bersekolah lancar berbahasa asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka hidup langsung di daerah bahasa tersebut beberapa lama dan memberikan kesempatan yang cukup bagi otak mereka menyimak bahasa itu. l. Menyimak selektif selective listening Menyimak selektif berhubungan erat dengan menyimak pasif. Betapapun efektifnya menyimak pasif itu tetapi biasanya tidak dianggap sebagai kegiatan yang memuaskan. Oleh karena itu menyimak sangat dibutuhkan. Namun demikian, menyimak selektif hendaknya tidak menggantikan menyimak pasif, tetapi justru melengkapinya. 31 4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kemampuan Murid Menyimak di Sekolah Dasar Menurut Tarigan 1993 48 bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan kemampuan menyimak antara lain a. faktor keterbatasan sarana, Keterbatasan sarana yang dimaksudkan di sini adalah belum tersedianya buku-buku dan alat-alat lainnya yang memadai, kondisi ruangan belajar yang belum kondusif turut pula mempengaruhi pengajaran menyimak dan jumlah murid yang terlalu banyak di kelas serta masih kurangnya sekolah yang memiliki laboratorium bahasa. b. faktor kebahasaan, Kendala utama di dalam pengajaran menyimak adalah faktor yang bersifat kebahasaan yaitu mulai dari mengenal bunyi di tingkat fonologis, kata, kalimat, dan ujaran wacana sampai kepada menangkap, menyimpan isi ujaran serta kemampuan menyimpan hasil simakan. Di samping itu, masih ada faktor lain misalnya tanda baca serta tanda-tanda suprasegmental antara lain; tekanan, aksen, jeda, dan intonasi yang juga merupakan masalah bagi murid, terutama di dalam mempelajari bahasa asing. c. faktor biologis, Murid yang pendengarannya kurang baik, karena mungkin ada organ-organ pendengarannya tidak berfungsi dengan baik, sudah pasti akan mengalami kesulitan dalam menyimak. Dengan demikian dalam pengelolaan kelas seorang guru harus jeli memerhatikan keadaan muridnya. Murid yang kurang tajam pendengarannya, sebaiknya didudukkan di bangku paling depan atau murid yang kurang baik pendengarannya di sebelah kiri jangan di tempatkan paling kanan ruangan kelas, demikian pula sebaliknya. 32 d. faktor lingkungan, Lingkungan yang dimaksud di sini adalah di mana sekolah itu berada. Kalau lingkungan sekolah atau kelas itu penuh dengan suara kegaduhan, kebisingan, kehiruh-pikukan bunyi kendaraan lalu lintas di sekelilingnya, maka sudah pasti hasilnya tidak akan sebaik apabila pengajaran menyimak itu dilaksanakan di dalam suasana kondusif atau lingkungan yang tenang. e. faktor guru, Guru yang penampilannya simpatik, terampil menyajikan materi pengajaran dan menguasai bahan pengajaran akan lebih berhasil di dalam mengajar menyimak daripada guru yang mempunyai sifat-sifat yang berlawanan dari sifat-sifat yang dikemukakan di atas. f. faktor metodologi, Guru yang kurang menguasai sesuatu metode yang digunakannya pasti kurang berhasil di dalam mengajar, demikian pula guru yang hanya mengetahui dan menggunakan hanya satu metode, sudah barang tentu hasilnya akan kurang dibandingkan dengan guru yang menguasai dan menggunakan banyak metode mengajar menyimak yang lebih baik. g. faktor kurikulum, dan Kurikulum yang disusun dengan baik dan jelas, akan sangat membantu guru-guru dalam mengajar menyimak. Materi menyimak di dalam kurikulum yang tidak terlalu padat atau berbelit-belit dan diorganisasikan dengan baik akan memudahkan guru mengajar menyimak. Begitu pula tingkat kesulitan bahan pengajaran menyimak dalam kurikulum hendaknya disesuaikan dengan perkembangan murid, baik perkembangan kebahasaan maupun perkembangan kematangan psikologis. h. faktor-faktor tambahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variabel-variabel yang dapat berpengaruh terhadap pemahaman dari hasil pendengaran listening 33 comprehension. faktor-faktor tersebut Sutari, 1998 68 adalah sebagai berikut 1 Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah; 2 Tak banyak mengenal validitas dan reliabilitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian; 3 Karena sebagian besar penelitian belum terkoordinir dengan baik. 5. Upaya Meningkatkan Kemampuan Murid Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada murid sekolah sekolah dasar, ada beberapa teknik yang perlu ditempuh Tarigan, 1993 61 yaitu a. Teknik loci Loci System Salah satu teknik mengingat yang paling tradisional adalah teknik loci. Teknik ini pada dasarnya memberikan cara mengingat pesan dengan memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus diingat. Teknik ini dilakukan dengan, mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa, dengan mempelajari lokasi-lokasi yang ada di sekitar kita dan mencocokkan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi-lokasi tersebut. b. Teknik penggabungan Teknik yang ke dua adalah teknik penggabungan link system, teknik ini memberikan gagasan tentang cara mengingat, yaitu dengan menghubungkan menggabungkan pesan pertama yang akan diingat dengan pesan ke dua, ke tiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji tertentu yang perlu anda visualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama pesan yang akan dimata-rantaikan, anda pun perlu menghubungkan pesan pertama tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan anda pada item tadi. 34 c. Teknik Fonetik Sistem lain yang lebih kompleks tetapi cukup efektif adalah teknik fonetik atau phonetic system. Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan tadi serta bunyi-bunyi, dengan pesan yang akan diingat. d. Teknik pengelompokan kategorial Pengelompokan kategorial, yakni suatu teknik pengorganisasian yang dapat digunakan secara sistemtis untuk memodifikasikan informasi baru dengan cara memberikan struktur baru pada informasi-informasi tadi. e. Teknik Pemenggalan Teknik ini memberikan cara mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan yang Apabilah mendengar orang menyebutkan nomor telepon, misalnya 6651814, maka agar mudah mengingatnya kita memenggal, kelompok angka itu menjadi 665-18-14, atau 66-51-814 dan sebagainya. f. Konsentrasi Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara merupakan kesulitan utama yang dihadapi oleh pendengar. Karena seringnya berkomonikasi dalam rentang waktu yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada satu rangsang saja. 6. Strategi Pembelajaran Menyimak di SD a. Tujuan Pembelajararan Menyimak di SD Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai oleh manusia sebelum menguasai keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Ahli perkembangan anak menyatakan bahwa ketika anak baru lahir, komunikasi pertama yang dikuasainya adalah mendengarkan. Anak mendengar ibunya 35 mendendangkan lagu, mendengar ibunya. menimang-nimangnya, juga mendengar ibunya berbicara dengan ayahnya atau dengan orang lain. Setelah itu anak mulai menirukan ucapan-ucapan yang biasa diucapkan orang dewasa disekitarnya. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa lisan. Kemampuan berbahasa lisan anak akan terus berkembang dan berlanjut sampai dia masuk sekolah, bahkan sampai dia dewasa. Menyimak sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki tujuan untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. Tujuan pembelajaran menyimak ialah memperkaya kosa kata anak sehingga membantu murid ketika belajar membaca dan menulis. Pelajaran menyimak oleh kebanyakkan guru dianggap tidak perlu diajarkan karena sudah implisit ke dalam ketiga komponen keterampilan bahasa yang lain. Ada juga beranggapan bahwa “mendengar” atau “menyimak” adalah suatu yang bersifat refleksif seperti hanya dengan “bernafas”. Namun dipihak lain, mengemukan juga pendapat, menyimak perlu diajarkan karena tanpa kemampuan menyimak tidak akan mungkin di peroleh keterampilan yang lain. Menyimak pada dasarnya adalah keterampilan dasar yang mendasari keterampilan yang lain seperti membaca, menulis, dan berbicara. b. Peranan Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Lisan Sejalan dengan tuntutan pembelajaran dengan pendekatan yang berpusat pada murid dalam pembelajaran menyimak, guru dituntut untuk memberi peluang kepada murid untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya. Fenomena selama ini, pembelajaran cenderung didominasi oleh guru. Guru lebih banyak berbicara dan anak lebih banyak mendengarkan baik dalam kegiatan klasikal maupun kelompok. Pemberian kesempatan kepada murid untuk saling menyampaikan pendapatnya secara lisan dalam bentuk diskusi sangat besar artinya. Kesempatan ini juga dapat merupakan latihan untuk murid mengemukakan kritik yang kontsruktif. Kritik yang konstruktif, yang mengandung suatu pemecahan masalah harus disampaikan secara sopan. Yang menerima kritik perlu bersikap terbuka agar dapat 36 memanfaatkan kritik yang konstruktif tersebut. Suasana demikian ini diharapkan dapat menimbulkan sikap tenggang rasa dan saling menghormati. Keberhasilan suatu pembelajaran menyimak bergantung pada adanya dua kondisi. c. Materi Pembelajaran Menyimak Agar anak mudah memperoleh kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam bahasa Indonesia, sebaiknya kegiatan pembelajaran diurutkan sesuai dengan kemampuan anak, yaitu dari yang sangat sederhana sampai dengan yang agak sulit. Berikut ini urutan kemampuan berbicara dan mendengarkan beserta dengan contoh pembelajaran yang dapat dilatihkan guru di kelas melalui kegiatan informal dan melalui permainan. Sebagai salah satu contoh pengajaran menyimak di sekolah dasar diarahkan pada materi dan bentuk pengajaran sebagai berikut. 1. Membiarkan/menyuruh murid menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja, kemudian mereka disuruh membedakan bunyi meraut pensil, mendorong kursi, membuka pintu, membalik buku, dan lain-lain. 2. Mengajarkan kepada murid bagaimana menerima pesan telepon secara singkat. 3. Membacakan paragraf pendek tentang ilmu pengetahuan. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa,dan bagaimana. 4. Pada pelajaran bahasa Indonesia anak usia jenjang sekolah ini perlu mendapat latihan mengucapkan bunyi-bunyi vokal dan konsonan, seperti ucapan a + i = ai pan – tai se - lai te - ra - tai la – lai ke - de - lai se - ru – nai a + u = au ka - lau pu - lau me - ran – tau si - lau ge - mi - lau ha - ri – mau Vokal-vokal tersebut harus diucapkan jelas dengan membuka mulut dan membentuk mulut sebaik-baiknya, sesuai dengan bunyi yang keluar dari 37 artikulator secara wajar. Guru, sebagai model penutur harus mampu membuat tutur yang jelas dan betul. 5. Pelajaran dikte sangat memerlukan ucapan ,pelafalan yang jelas, pelan, berulang-ulangtiga kali ucapkan sudah cukup, untuk melatih terampil dan tertib kemudian dituliskata, kelompok kata atau kalimat tersebut. 6. Guru bercerita, murid mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Kemudian guru menanyakan hal-hal yang benar-benar menarik minat murid dalam isi cerita. 7. Bermain berbisik. Pelajaran ini ingin meningkatkan kemampuan mendengar murid. Kegiatan mendengarkan memerlukan konsentrasi dan pemahaman yang tinggi. Murid dapat diatur dalam sesuatu deretan atau bebas untuk duduk dengan memperhatikan giliran yang sudah diatur ini dapat berupa sebuah kompetisi berhadiah nilai atau pujian yangberupa motivasi intrinsik. 8. Bermacam-macam pertanyaan tiruan bunyi binatang dapat diberikan untuk melatih mendengarkan cermat. d. Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Menyimak Sebenarnya masih dapat dibuat variasi pertanyaan sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid. Lain daripada itu guru perlu pula memperhatikan langkah-langkah dalam pelajaran menyimak sebagai berikut. 1. Menentukan makna Hal ini penting karena tanpa adanya penjelasan guru, mungkin murid tidak akan menangkap dan memahami apa yang didengarnya. 2. Memperagakan ekspresi Setelah guru menentukan makna, makadi ulang beberapa kali. Pertama guru beradadi depan kelas, dan selanjutnya bergerak kekiri dan ke kanan agar semua murid dapat melihatnya. 3. Menyuruh mengulangi 38 Murid menirukan apa yang disebutkan olehguru sambil melakukan suatu gerak atau menunjuk suatu gambar. 4. Memberikan latihan ekstensif Guru dapat menggunakan berbagai cara misalnya, dengan drill mengulangi kata dan ekspresi yang telah diajarkan dalam situasi yang terbatas, dan dengan kata serta struktur yang terbatas. Apalagi kalau murid diberi kesempatan memanipulasi atau mengeksplorasi media. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena kemampuan berpikir dan kreativitas murid berkembang. Dengan demikian dominasi guru dalam proses pembelajaran dapat diminimalisasi, sehingga pembelajaran yang berpusat pada murid dapat diwujudkan. Jenis media atau alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa termasuk menyimak beraneka ragam. Alat peraga atau media untuk mata pelajaran lain dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena kegiatan menyimak melibatkan alat auditori murid, alat yang dipilih harus disesuaikan. e. Media dan Bahan Pembelajaran Menyimak Media berperan penting dalam proses pembelajaran. Ada dua fungsi utama media dalam pembelajaran. Pertama, media berfungsi untuk memudahkan penyampaian konsep atau materi. Terutama bagi murid kelas awal yang dari segi perkembangan kognitif menurut Piaget masih berada pada tahap pra operasional konkret sangat memerlukan media dalam pembelajaran. Dengan media, murid dapat memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret. Kedua, dengan penggunaan media proses pembelajaran lebih menarik bagi murid Apalagi kalau murid diberi kesempatan memanipulasi atau mengeksplorasi media. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena kemampuan berpikir dan kreativitas murid berkembang. Dengan demikian dominasi gurudalam proses pembelajaran dapat diminimalisasi, sehingga pembelajaran yang berpusat pada murid dapat diwujudkan. Jenis media atau alat peraga yang dapat digunakan dalam 39 pembelajaran bahasa termasuk menyimak beraneka ragam. Alat peraga atau media untuk mata pelajaran lain dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena kegiatan menyimak melibatkan alat auditori murid, alat yang dipilih haruss disesuaikan. 40 BAB III KETERAMPILAN BERBICARA 1. Pengertian Keterampilan Berbicara Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Hal ini mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara akan lebih efektif dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain. Dalam kompetensi umum mata pelajaran bahasa Indonesia berbicara megungkapkan indikator-indikator yang berhubungan dengan mengungkapkan gagasan, menyampaikan sambutan, berpidato, berdialog, menjelaskan, mendiskripsikan, dan percakapan yang lainya yang hanya menyangkut dalam pembelajaran saja. Menurut Nurgiyantoro 1995276 berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar audible dan yang kelihatan visible yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik. Berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Bila keterampilan berbicara bahasa Indonesia dapat diterapkan dalam sehari-hari oleh seluruh anggota sekolah maka akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menumbuhkan semangat nasionalisme. Sehingga dapat mempesatukan berbagai macam murid yang berbeda asalnya. Menurut Tuhusetya dan Deni Kurniawan As’ari dalam Rosdiana, 2008 “fungsi khusus bahasa, yaitu sebagai alat 41 pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda”. Cara yang bisa dilakukan seorang guru untuk mengembangkan ketrampilan berbicara murid adalah 1. Permainan Simulasi Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu bahan pelajaran melalui perbuatan yang bersifat pura – pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peran mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah – olah dalam keadaan sebenarnya. 2. Dongeng Cara meningkatkan kemampuan berbicara murid dengan dongeng dapat didahului dan dipraktekkan terlebih dahulu oleh guru. Di sini akan menggali keberanian murid untuk tampil ke depan dan mendongeng untuk temannya dengan cara dan gayanya sendiri. 3. Bermain peran Bermain peran merupakan salah satu bentuk aktivitas drama yang didalamnya terdapat aktivitas berbicara. Aktivitas tersebut mencakup lafal, intonasi, jeda, aksentuasi,/ tekanan yang jelas, kemudian penggunaan bahasa yang baik, serta pengorganisasian ide yang terstruktur. 4. Menggunakan strategi Modelling The Way. Modelling the way memberi waktu murid untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mengilustrasikan ketrampilan berbicara sesuai kelompoknya. Kemudian murid diberi kesempatan untuk memberikan feedback pada setiap demostrasi yang dilakukan. 5. Cerita Berantai Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian murid dalam berbicara. 6. Media gambar dalam bercerita 42 Guru mengembangkan media pembelajaran melalui penggunaan media gambar cerita dengan maksud agar murid dapat menginterpretasikan isi cerita sesuai dengan imajinasinya yang akhirnya murid dapat mengungkapkan kembali isi cerita, mengungkapkan hasil pengamatan dengan bahasa yang runtut, sehingga bermakna. 7. Menyajikan informasi Salah satu bentuk kegiatan penyajian informasi yang sesuai bagi murid kelas 3 – 6 SD ialah menyampaikan laporan secra lisan. Untuk mengingatkan agar murid menggunakan cara –cara yang efektif dalam menyajikan laporan secara lisan, masalah mereka menceritakan hal – hal yang mereka inginkan dari seorang pembicara. 8. Berpartisipasi dalam diskusi Diskusi kelompok merupakan teknik yang paling sering digunakan sebagai teknik pengembangan bahasa lisan yang menuntut kemampuan murid untuk membuat generalisasi dan mengajukan pendapat – pendapat mengenai suatu topik atau permasalahan. 9. Menghibur menyajikan pertanyaan Kadang – kadang murid – murid dapat menyajikan pertunjukan untuk teman, atau teman sekelas, teman – teman dari kelas lain, orang tua dan anggota masyarakat di sekitar gedung sekolah. 10. Sandiwara boneka Pertunjukan sandiwara boneka memberikan kesempatan kepada murid untuk berbagai gagasan daan cerita lewat percakapan, disertai dengan gerakan boneka 11. Bercerita atau membaca puisi secara kor Melalui kegiatan bercerita atau membaca puisi secara kor, murid dapat mengekspresikan karya sastra. Mereka dapat merasakan keindahan karya sastra lewat ritme, rima, aliterasi, dan suasana batin yang diungkapkan. 12. Bermain Drama 43 Bentuk lain apresiasi sastra secara lisan ialah membacakan naskah drama atau bermain drama. 13. Wawancara Wawancara dapat digunakan oleh murid untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan satu tugas tertentu. Melakukan wawancara membutuhkan ketrampilan berbicara dan menyimak. 14. Bercakap – cakap Bercakap – cakap adalah berbicara secara lisan antara dua atau lebih pembicara. Bercakap – cakap merupakan bentuk ekspresi lisan yang paling alami dan bersifat tidak resmi, tetapi kurang mendapat kesempatan untuk melakukan percakapan khususnya percakapan dalam bahasa Indonesia bagi murid yang berbahasa ibu bahasa daerah, selama berada di sekolah. 15. Laporan Lisan Murid dilatih menyusun laporan sederhana yang menyangkut topik atau tema mata pelajaran. Laporan dapat berupa isi buku, hasil percobaan, hasil pengamatan, ataupun isi cerita. 2. Tujuan Berbicara Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan tujuan. Menurut Tarigan 198315 tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Djago, dkk 199737 tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu 1 menghibur, 2 menginformasikan, 3 menstimulasi, 4 meyakinkan, dan 5 menggerakkan. Seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh orang lain dengana maksud apa yang dibicarakan 44 dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien. 3. Jenis-jenis Berbicara a. Berbicara berdasarkan tujuannya 1 Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. 2 Berbicara menghibur 3 Berbicara membujuk b. Berbicara berdasarkan situasinya 1 Berbicara formal 2 Berbicara informal c. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya 1 Berbicara mendadak 2 Berbicara berdasarkan catatan 3 Berbicara berdasarkan hafalan 4 Berbicara berdasarkan naskah d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya 1 Berbicara antarpribadi 2 Berbicara dalam kelompok kecil 3 Berbicara dalam kelompok besar 4. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah melatih murid dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain peran, pidato. Banyak cara untuk melaksanakan pembelajaran berbicara di SD, misalnya Murid diminta merespons secara lisan gambar yang diperlihatkan guru, bermain 45 tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog, dan sebagainya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran berbicara harus dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan lainnya. 5. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Pada saat berbicara diperlukan a penguasaan bahasa, b bahasa, c keberanian dan ketenangan, d kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur. Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut. Faktor kebahasaan, meliputi 1. Ketepatan ucapan, 2. Penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai, 3. Pilihan kata, 4. Ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya, 5. Ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan faktor nonkebahasaan, meliputi 1. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, 2. Pendangan harus diarahkan ke lawan bicara, 3. Kesediaan menghargai orang lain, 4. Gerak-gerik dan mimik yang tepat, 5. kenyaringan suara, 6. kelancaran, 7. relevansi, penalaran, 8. penguasaan topik. 46 Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan linguitik dan non kebahasaan nonlinguistik. 6. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar partisipan. b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit. Hambatan-Hambatan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah Usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia disekolah akan ditemui hambatan yang datang dari lingkungan sekolah itu sendiri, antara lain a. Adanya pandangan guru bahwa berbicara bahasa Indonesia dalam keseharian di sekolah itu tidak lazim. Hal ini tercermin ketika dalam pergaulan sehari-hari mereka sungkan berbicara bahasa Indonesia bahkan dengan lugasnya berbicara lupa bahwa penggunaan bahasa Indonesia dipakai pada bahasa resmi lembaga pemerintah dan pendidikan. Hal ini terjadi di sekolah-sekolah dari jenjang SD sampai SMA dan perguruan tinggi, mereka para guru tetap menggunakan bahasa daerahnya. b. Belum adanya penilaian bagi murid yang berbicara bahasa Indonesia. Keadaan yang demikian menimbulkan sikap apatis pada diri murid karena merasa tidak ada gunanya baik yang berbicara bahasa Indonesia maupun yang tidak. 47 c. Tidak adanya program berbahasa Indonesia dari lembaga pendidikan. Untuk sementara ini pada setiap lembaga pendidikan belum ada yang mempunyai inisiatif memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Entah karena gengsi atau merasa bahasa Indonesia tidak terkenal. 7. Langkah-langkah Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia di Sekolah Untuk mewujudkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia agar dapat diterapkan dalam percakapan sehari - hari, diperlukan upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia di sekolah. Upaya itu dapat diterapkan dalam suatu program-program, diantaranya sebagai berikut a. Guru menjadi model untuk murid Kemampuan pokok yang ideal untuk dikuasai guru profesional adalah kemampuan membantu murid belajar efisien dan efektif agar mencapai tujuan optimal Abdulhak, 2008. Murid membutuhkan contoh dari guru yang dalam berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Guru hendaknya memberikan contoh keteladanan dalam berbahasa agar murid dapat menirukan dan melafalkan kata atau kalimat dengan tepat sesuai kaidah yang berlaku. Dalam melaksanakan upaya di atas, maka mereka harus berbicara bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, ruang guru, atau di luar kelas. Bila guru membiasakan untuk selalu berbahasa Indonesia, hal ini dapat membantu murid dalam belajar keterampilan berbicara bahasa Indonesia sehingga guru dapat dijadikan contoh oleh muridnya dalam berbicara. b. Men erapkan pembelajaran dengan pendekatan Modeling The Way Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara bahasa Indonesia perlu menerapkan pendekatan Modeling The Way membuat contoh praktik. Strategi ini memberikan kesempatan kepada murid untuk mempraktikkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui demonstrasi. Dengan pendekatan Modeling The Way dalam pembelajaran bahasa Indonesia, 48 keterampilan berbicara murid dapat meningkat dan keberanian murid dalam berbicara semakin berani dan tidak takut salah. c. Adanya penilaian keterampilan berbicara bahasa Indonesia Walaupun pelaksanaannya di luar kegiatan belajar mengajar, tetapi guru harus mengadakan penilaian keterampilan berbicara pada kesehariannya. Penilaian ini akan menjadi motivasi bagi murid untuk berusaha mempraktikkannya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian murid termotivasi untuk melakukan perbuatan yang sama bahkan berusaha meningkatkannya. d. Sekolah Membuat Program Sehari Berbahasa Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa adalah kondisi eksternal. Kondisi eksternal yaitu faktor di luar diri murid, seperti lingkugan sekolah, guru, teman sekolah, dan peraturan sekolah. Kondisi eksternal terdiri atas 3 prinsip belajar yaitu 1 Memberikan situasi atau materi yang sesuai dengan respon yan diharapkan, 2 pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama di ingat, 3 penguatan respons yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu. Program sehari berbahasa di tiap sekolah merupakan kondisi eksternal yang efektif untuk mempraktikkan keterampilan berbahasa. Hal ini sudah sangat lazim dilakukan pada pondok pesantren modern, contohnya Pondok Pesantren Gontor yang menerapkan program kepada santrinya untuk sehari berbahasa Arab dan sehari berbahasa Inggris, sehingga santrinya mahir berbahasa Arab dan Inggris. 49 BAB IV KETERAMPILAN MEMBACA 1. Pengertian Membaca Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Menurut Burns Haryadi, 1996 32 “membaca sebagai proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu”. Proses tersebut berupa penyandian kembali dan penafsiran sandi. Anderson Haryadi , 1996 32 menyatakan bahwa kegiatannya dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Bahkan menurut Ulit Haryadi 1996 pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalamannya. Sejalan dengan itu, Kridalaksana Sumardi, 1996 menyatakan bahwa Membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang - lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam - diam atau pengujaran keras –keras Proses komunikasi juga meliputi beberapa kegiatan seperti membaca surat, membaca laporan, menulis dan berbicara serta mendengarkan. Rohana 2018 menyatakan bahwa Membaca memiliki banyak manfaat, dengan membaca manusia memperoleh banyak pengetahuan, mengembangkan keterampilan berbicara dengan lancar dalam berbicara, mengembangkan penalaran kreatif, meningkatkan pemahaman masalah, meningkatkan kemampuan memahami konsep konseptual pembelajaran atau membaca, window of dunia berarti memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber dan berbagai arah. Membaca linguistik merupakan proses pengambilan dan proses decoding, berbeda dengan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis yang melibatkan pengkodean, salah satu aspek decoding adalah menghubungkan kata tertulis, dengan makna bahasa lisan. 50 Dalam proses membaca seseorang berusaha memahami isi pesan penulis yang terdapat dalam bacaan tersebut membaca merupakan proses yang dilakukan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang disampaikan oleh penulis yang menggulirkan media kata atau tulisan tersebut. bahasa. Diketahui bahwa membaca ada dua cara membaca dengan lantang dan diam. Mengatakan bahwa membaca merupakan proses yang sangat kompleks dan rumit, karena dalam proses membaca melibatkan berbagai faktor baik internal maupun eksternal, faktor internal meliputi minat, motivasi, kecerdasan, bakat, tujuan, dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan, sarana, tingkat keterbacaan, kebiasaan dan budaya membaca., membaca merupakan jembatan bagi siapa dan dimanapun yang ingin maju dan sukses baik di sekolah maupun lingkungan kerja. Keterampilan membaca adalah kemampuan yang berkaitan dengan kapasitas seseorang untuk membaca, memahami, menafsirkan, dan memecahkan kode bahasa dan teks tertulis. Keterampilan membaca yang luar biasa bisa sangat bermanfaat untuk mengasimilasi dan menanggapi komunikasi tertulis seperti email, pesan, surat, dan pesan tertulis lainnya. Menggunakan keterampilan membaca di tempat kerja juga penting untuk memastikan komunikasi tertulis yang efektif, yang dapat mengurangi miskomunikasi atau kesalahpahaman tentang ekspektasi. Keterampilan membaca juga dapat mencakup beberapa aspek kunci yang bekerja sama untuk mengembangkan keterampilan literasi secara keseluruhan, termasuk pemahaman, kefasihan, kosa kata, dan strategi yang membantu pembaca menafsirkan dan menemukan makna dalam teks. Keterampilan membaca mengacu pada kemampuan memahami teks tertulis. Keterampilan ini disarankan untuk dikembangkan pada usia dini sekolah. Ketika murid memahami atau memahami teks tertulis, dan menggabungkan pemahaman mereka dengan pengetahuan sebelumnya, mereka mampu melakukan tiga keterampilan membaca-pemahaman berikut ini. 51 1. Mengidentifikasi fakta sederhana yang disajikan dalam teks tertulis pemahaman literal 2. Membuat penilaian tentang konten teks tertulis pemahaman evaluatif 3. Hubungkan teks ke bagian dan situasi tertulis lainnya pemahaman inferensial Membaca adalah keterampilan dasar yang kita semua gunakan setiap hari dalam hidup kita. Dari membaca buku hingga menu makanan, hingga membaca ada di mana-mana. Hal ini membuat pengembangan keterampilan membaca yang mahir bagi murid sekolah dasar menjadi lebih penting tidak hanya untuk keberhasilan akademis mereka tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari mereka. Pengembangan keterampilan membaca ini sangat penting untuk perkembangan murid, dan banyaknya penelitian telah menunjukkan hubungan antara kompetensi dalam membaca dan pencapaian keseluruhan di sekolah pencapaian keaksaraan dan hasil lainnya Membaca untuk kesenangan lebih penting untuk keberhasilan pendidikan murid daripada status sosial ekonomi keluarga mereka. " Selain itu, ada beberapa manfaat utama lainnya dengan melibatkan anak dalam membaca sejak usia dini. Hal ini karena perkembangan membaca merupakan kunci sukses masa depan baik di sekolah maupun dalam kehidupan. Dengan mendukung anak-anak untuk membaca di waktu senggang mereka di setiap usia, orang tua dapat membantu memastikan bahwa anak-anak dibekali dengan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil di kemudian hari. Kemampuan membaca ditentukan oleh banyak faktor, dan membutuhkan pengembangan keterampilan tertentu melalui instruksi membaca awal untuk mencapai keberhasilan awal dan membangunnya. Instruksi membaca awal yang memadai mengharuskan murid 1. Gunakan membaca untuk mendapatkan makna dari cetakan 2. Memiliki kesempatan yang sering dan intensif untuk membaca 3. Terekspos pada hubungan ejaan-suara yang sering dan teratur 4. Pelajari tentang sifat sistem penulisan alfabet 52 5. Memahami struktur kata-kata yang diucapkan .Kemajuan yang memadai dalam belajar membaca bahasa alfabet apa pun di luar tingkat awal bergantung pada a. pemahaman yang baik tentang bagaimana suara direpresentasikan menurut abjad b. Latihan membaca yang memadai untuk mencapai kefasihan dengan berbagai jenis teks c. Pengetahuan latar belakang dan kosakata yang memadai untuk membuat teks tertulis bermakna dan menarik d. Kontrol atas prosedur untuk memantau pemahaman dan memperbaiki kesalahpahaman e. Minat dan motivasi terus membaca untuk berbagai keperluan Keterampilan membaca diperoleh dengan cara yang relatif dapat diprediksi oleh anak-anak yang memiliki keterampilan bahasa normal atau di atas rata-rata; memiliki pengalaman di masa kanak-kanak yang memupuk motivasi dan memberikan paparan literasi yang digunakan; mendapatkan informasi tentang sifat cetak melalui kesempatan untuk mempelajari huruf dan mengenali struktur internal kata yang diucapkan, serta penjelasan tentang perbedaan sifat bahasa lisan dan tulisan; dan bersekolah di sekolah yang memberikan pengajaran membaca yang efektif dan kesempatan untuk berlatih membaca. Gangguan pada salah satu perkembangan ini meningkatkan kemungkinan bahwa pembacaan akan tertunda atau terhambat. Hubungan antara hasil membaca yang buruk dengan kemiskinan dan status minoritas tidak diragukan lagi mencerminkan akumulasi efek dari beberapa faktor risiko ini, termasuk kurangnya akses ke pengalaman prasekolah yang merangsang keaksaraan dan pengajaran membaca yang sangat baik dan koheren. 53 Selain itu, sejumlah anak tanpa faktor risiko yang jelas juga mengalami kesulitan membaca. Anak-anak ini mungkin memerlukan upaya intensif untuk intervensi dan bantuan ekstra dalam membaca dan akomodasi untuk kecacatan mereka sepanjang hidup mereka. 1 Pemahaman Bacaan Berdasarkan Catherine Snow, Susan Burns menyatakan bahwa pemahaman bacaan hanyalah kemampuan untuk memahami apa yang kita baca. Pemahaman bacaan yang kuat biasanya mencakup berbagai keterampilan literasi yang diperlukan untuk menafsirkan dan mengidentifikasi makna di dalam teks. Beberapa elemen seperti kefasihan, kemampuan untuk memecahkan kode kosakata asing dan menggunakan petunjuk konteks dari bacaan untuk mengidentifikasi fitur utama dari sebuah teks semuanya dapat menjadi komponen pemahaman bacaan yang efektif. Keterampilan penting yang dibutuhkan untuk pemahaman bacaan meliputi a. Sebuah Decoding b. Kelancaran c. Kosa kata d. Kesimpulan f. Penyimpanan a. Sebuah. Decoding Decoding adalah keterampilan yang mengandalkan kemampuan untuk melafalkan kata-kata yang pernah Anda dengar tetapi belum pernah terlihat tertulis. Ini bergantung pada kesadaran fonemik, yang merupakan kemampuan untuk mendengar suara individu dalam kata-kata dan menghubungkan suara itu ke huruf. Membuat hubungan antara satu huruf atau sekelompok huruf dengan suara yang mereka buat dan merupakan langkah penting untuk "melafalkan" atau memecahkan kode kata. 54 b. Kelancaran Kefasihan mengacu pada campuran berbagai faktor. Pertama, fokus pada kemampuan membaca dengan jelas dengan aliran. Kefasihan juga berfokus pada kemampuan murid untuk memecahkan kode kosakata baru dengan cepat saat membaca. Kefasihan adalah kedengarannya membaca, yang secara langsung dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk memahami apa yang Anda baca. Misalnya, saat seorang anak menjadi lebih fasih dalam membaca, mereka akan dapat dengan cepat menemukan makna dan pemahaman tentang apa yang mereka baca, yang berkontribusi untuk memahami teks tersebut. c. Kosa kata Kemampuan untuk memecahkan kode atau menentukan arti dari kata-kata baru juga dapat mempengaruhi pemahaman bacaan. Ketika muriddapat dengan cepat menafsirkan makna baru dan mengidentifikasi hubungan antara kosakata baru dan istilah yang sudah dikenal, mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk membuat asumsi, membentuk gagasan dan secara umum lebih memahami teks yang telah dibaca. d. Kesimpulan Inferensi juga merupakan elemen kunci dari pemahaman bacaan. Saat kami membuat kesimpulan, kami menghubungkan informasi dari teks ke ide dan opini kami sendiri yang membantu kami mengidentifikasi arti dari apa yang kami baca. Misalnya, saat membaca materi murid membuat kesimpulan materi yang telah dibacanya untuk untuk mengetahui pemahamanya terhadap bacaanya. limbah itu harus didaur ulang. Penyimpangan terjadi ketika kita membaca teks yang tujuan dan makna teks tersebut tidak dinyatakan secara implisit. Selain itu, kemampuan untuk menghubungkan ide dan membuat kesimpulan dapat membantu meningkatkan retensi. 55 e. Penyimpanan Pemahaman membaca biasanya tentang mempertahankan apa yang kita baca. Pemahaman didasarkan pada penyimpanan informasi. Dengan melatih keterampilan meringkas dan mengingat apa yang telah dibaca, dapat lebih memperkuat pemahaman bacaan murid. 2. Bagaimana Meningkatkan Keterampilan Membaca Ada berbagai cara untuk meningkatkan keterampilan membaca. Berlatih membaca cepat untuk meningkatkan kefasihan atau membuat catatan setiap kali menemukan kosakata yang asing. Langkah-langkah berikut juga membantu menjelaskan apa yang mungkin murid lakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan membaca lebih lanjut. Sebuah. Luangkan waktu untuk membaca setiap hari. b. Tetapkan tujuan membaca. c. Pratinjau teks yang baca. d. Tentukan tujuannya. e. Terapkan strategi membaca kunci. f. Buat catatan saat membaca. g. Terapkan apa yang baca dengan meringkas. Jelaskan tentang bagaimana meningkatkan keterampilan membaca 7 Langkah untuk meningkatkan keterampilan membaca. b. Luangkan waktu untuk membaca setiap hari. Salah satu cara paling efektif untuk membangun keterampilan adalah dengan berlatih. Mengembangkan keterampilan membaca pada akhirnya membutuhkan latihan, dan a dapat menyisihkan 10 hingga 15 menit setiap hari untuk membaca. murid dapat membaca artikel berita, fiksi, edisi majalah atau teks apapun, selama murid meluangkan waktu untuk melatih keterampilan membaca. 56 b. Tetapkan tujuan membaca. Murid dapat menetapkan tujuan membaca untuk dirinya sendiri untuk membantu mengembangkan kosakata yang lebih luas, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang teks yang berbeda dan meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat hubungan antara hal-hal yang dibaca dan perspektif dan ide mereka sendiri. Misalnya, murid dapat menetapkan tujuan untuk mempelajari berbagai kosakata yang terkait dengan topik utama seperti manajemen bisnis, teknologi, atau mata pelajaran lain yang menarik. Kemudian, murid dapat menemukan arti dari kata-kata asing yang membantu membangun kosakata mereka saat mereka membaca. Saat mereka mengembangkan kosakata ke tingkat kata dan frasa yang lebih tinggi, mereka dapat meningkatkan tingkat kesulitan teks yang mereka baca. c. Pratinjau teks yang dibaca. Meninjau dan memindai teks dapat menjadi langkah lain untuk meningkatkan keterampilan dapat menerapkan strategi ini dengan melihat dulu judul, keterangan, tajuk berita dan fitur teks lainnya untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang mereka baca. Ini dapat membantu mereka membentuk ide sentral tentang teks sebelum mereka mulai membacanya. d. Tentukan tujuannya. Murid membaca teks yang berbeda, berlatih menentukan tujuan. Pikirkan mengapa berbagai teks ditulis dan makna atau tema apa yang dapat dipahami dari sebuah teks. Selain itu, mereka mungkin mengidentifikasi tujuan yang mereka baca, seperti untuk menemukan informasi, mengikuti instruksi dalam buku pedoman atau untuk menikmati sebuah cerita. Mengetahui tujuan mereka untuk membaca teks dapat membantu mereka mencari ide dan detail utama yang mendukung tujuan mereka. 57 e. Terapkan strategi membaca kunci. Membaca teks yang berbeda, murid dapat menerapkan beberapa strategi kunci untuk membantu meningkatkan pemahaman. Misalnya, saat melihat pratinjau teks, murid mungkin mengidentifikasi struktur teks sebagai informasional, persuasif atau instruksional. itu juga dapat menentukan elemen kunci dari teks yang berbeda seperti tema sentral, masalah dan solusi atau ide komparatif yang disajikan dalam apa yang dibaca. Menggunakan strategi seperti mengidentifikasi fitur teks, menentukan tujuan, dan mencatat semuanya dapat membantu meningkatkan keterampilan membaca. f. Buat catatan saat membaca. Metode lain yang sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca adalah dengan membuat catatan saat membaca. Misalnya, murid membuat catatan saat membaca untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pilihan bahasa penulis, atau mungkin menuliskan kosa kata baru saat membaca materi. Pencatatan yang efektif dapat mendorong untuk mengajukan pertanyaan tentang dan membuat hubungan dengan apa yang dibaca. Demikian pula, membuat representasi visual seperti bagan, tabel atau diagram dapat memperjelas tema dan ide dan dapat membantu membentuk kesimpulan dari bacaan. Mencatat bisa sangat bermanfaat untuk latihan pemahaman seperti meringkas juga. g. Terapkan apa yang Anda baca dengan meringkas. Meringkas apa yang dibaca juga dapat meningkatkan keterampilan membaca. Meringkas kekuatan untuk mengingat detail spesifik dan topik utama tentang apa yang murid baca dalam kata-kata mereka sendiri dan melalui perspektif unik. Murid dapat mencoba meringkas bahan bacaan secara lisan dengan berbagi informasi dengan teman atau menulis ringkasan singkat untuk membantu mempertahankan dan memahami apa yang mereka baca. Mengembangkan 58 keterampilan membaca, komunikasi dan kemampuan secara keseluruhan untuk berinteraksi dengan orang lain dan tampil dalam karier Anda juga dapat berkembang. 3. Pemahaman Membaca Pemahaman Membaca memiliki lima strategi untuk dicoba dengan murid yang lancar membaca tetapi kesulitan untuk memahami apa yang mereka baca. Sebuah. Target pemahaman bahasa secara keseluruhan Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kesulitan pemahaman membaca mungkin berasal dari kelemahan bahasa lisan yang mendasari yang ada sejak masa kanak-kanak, bahkan sebelum membaca diajarkan. Ternyata murid yang memiliki pemahaman bacaan yang buruk juga sering kali lebih sedikit memahami kata-kata yang diucapkan dan kurang memahami apa yang mereka dengar, serta memiliki tata bahasa lisan yang lebih buruk. Jadi, untuk mengatasi defisit pemahaman bacaan secara efektif, pendidik mungkin harus menggunakan pendekatan yang mengajarkan kosakata, keterampilan berpikir, dan pemahaman terlebih dahulu dalam bahasa lisan dan kemudian dalam bahasa membaca dan tertulis. b. Ajarkan kosakata Karena murid dengan pemahaman yang buruk sering kali memiliki keterampilan kosakata yang buruk dan kurang memahami apa yang mereka dengar, akan sangat membantu untuk mengajarkan arti kata-kata baru melalui penggunaan strategi multisensor seperti pengatur grafik, gambar, dan mnemonik. Meningkatkan keterampilan bahasa mereka secara keseluruhan akan meningkatkan kemungkinan mereka memahami kata-kata yang mereka temui dalam teks tertulis. Karena tidak mungkin untuk mengetahui setiap kata yang mungkin ditemui, murid harus diajari tentang berbagai jenis petunjuk konteks dan bagaimana menggunakannya untuk menentukan arti dari kata-kata yang tidak diketahui. 59 c. Ajarkan strategi berpikir Setelah murid memiliki kosakata untuk dapat membuatnya melalui teks, mereka sering bergumul dengan pemikiran kompleks atau perhatian berkelanjutan yang diperlukan untuk mengikuti semua detail penting dan untuk mengakses informasi yang tersirat tetapi tidak secara langsung dinyatakan . Guru dapat menginstruksikan murid tentang strategi kognitif yang dapat mereka gunakan. Banyak strategi membaca teks umum seperti anotasi, , dan memanfaatkan strategi berpikir ini, termasuk mendiskusikan atau mengaktifkan pengetahuan sebelumnya, b. Mengembangkan pertanyaan sambil membaca, c. Menghubungkan apa yang mereka baca ke teks lain, sesuatu yang mereka miliki dilihat, atau sesuatu yang mereka alami, d. Memvisualisasikan atau membayangkan apa yang mereka baca, e. Membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dalam teks, f. Melihat kembali kata kunci dan membaca ulang untuk memperjelas atau menjawab pertanyaan, dan g. Berpikir keras untuk memodelkan strategi dan proses berpikir yang diperlukan untuk Pemahaman. Adapun membaca sebagai hasil, berupa dicapainya komunikasi pikiran dan perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat kesamaan pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis. Komunikasi yang terjadi bergantung pada pemahaman yang dirasakannya melalui semua proses membaca. Oleh karenanya, membaca sering disebut proses dan pengetahuan pembaca, baik kebahasaan maupun nonkebahasaan menentukan keberhasilan kegiatan membaca. Sebab pada hakikatnya penulispun mengungkapkan gagasannya menggunakan alur berpikir tertentu dan kaidah bahasa yang berlaku. Pemahaman guru tentang pembelajaran membaca permulaan di SD diperlukan kemampuan guru memahami konsep dasar membaca permulaan, diantaranya hakekat membaca dan kesiapan murid membaca. Konsep dasar seperti 60 dikemukakan oleh Safi`ie dalam Tahar dan Harris Effendi 1999 5-7 yaitu “ 1 perolehan keterampilan 2 kegiatan visual 3 memahami/mengerti 4 proses berfikir 5 mengolah informasi 6 proses menghubungkan tulisan dengan bunyi 7 Kemampuan mengantisipasi makna”. Ketujuh hal tersebut diuraikan sebagai berikut a. Membaca pada hakekatnya adalah pengembangan keterampilan, mulai dari keterampialan memahami kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan evaluatif seluruh isi bacaan. b. Membaca pada hakekatnya adalah kegiatan visual berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris - baris tulisan, pemutusan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan. c. Membaca pada hakekatnya adalah kegiatan memahami dan mengamati kata-kata yang tertulis memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai. d. Membaca adalah sesuatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan. e. Membaca pada hakekatnya adalah proses mengolah informasi dalam membaca terjadi proses pengolahan informasi yang dilaksanakan oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. f. Membaca pada hakekatnya adalah proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. g. Membaca pada hakekatnya adalah kemampuan mengantisipasi makna yang terdapat baris - baris dalam tulisan. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan bersifat mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan 61 menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna. untuk mengajarkan ketrampilan membaca pada murid SD ada beberapa cara yang dilakukan guru yaitu dengan menggunakan berbagai macam metode diantaranya 1. Metode Abjad Metode abjad memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan langkah 1. Mengenalkan / membaca beberapa huruf , misalnya b, u, d, i 2. Merangkai huruf menjadi suku kata 3. Menggabungkan suku kata yang sudah dilafalkan 4. Merangkai kata menjadi kalimat 2. Metode Bunyi Metode bunyi sebenarnya sama dengan metode abjad. Bedanya terletak pada cara pelafalan atau mengeja huruf. 3. Metode Suku Kata Metode suku kata memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata – kata yang sudah dikupas menjadi suku kata. Kemudian suku – suku kata itu dirangkaikan menjadi kata, dan langkah terakhir kata menjadi kalimat. 4. Metode Kata Lembaga Metode kata lembaga mulai mengajar membaca permulaan dengan langkah – langkah 1. Mengenalkan Kata , misalnya mina 2. Menguraikan kata menjadi suku kata ,misalnya mi -na 3. Menguraikan suku kata atas huruf – huruf, misalnya m – i – n – a 4. Menggabungkan huruf menjadi suku kata, misalnya mi – na 5. Menggabungkan suku kata menjadi kata, misalnya mina 5. Metode Global metode kalimat Membaca kalimat secara utuh yang ada dibawah gambar 62 6. Metode Struktural Analitik dan Sintetik SAS SAS merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi murid pemula. 2. Tujuan Membaca Menurut Akhadiah, dkk Siahaan 1991 secara umum tujuan membaca dibedakan menjadi a membaca untuk mendapatkan informasi, b membaca dengan tujuan agar citra dirinya meningkat, c membaca untuk melepas diri dari kenyataan, d membaca untuk rekreatif, e membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut a. Membaca untuk mendapatkan informasi. Informasi yang dimaksud adalah mencakup informasi bisa tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tingkat tinggi tentang teori-teori serta penemuan dan temuan ilmiah yang canggih. b. Membaca dengan tujuan agar citra dirinya meningkat. Seperti membaca karya para calon peneliti, bukan karena berminat terhadap karya tersebut melainkan agar orang memberikan nilai positif terhadapnya c. Membaca untuk melepas diri dari kenyataan, misalnya pada saat merasa jenuh, sedih, bahkan putus asa. Dalam hal ini membaca merupakan submilasi atau penyaluran yang positif. d. Untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan. Bacaan yang dipilih untuk tujuan ini ialah bacaan yang ringan atau jenis bacaan yang disukainya. e. Membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Dalam hal ini bacaan yang dipilih adalah karya yang bernilai sastra. Pada dasarnya membaca dilakukan sebagai upaya memperoleh informasi yang mencakup isi dan memahami makana bacaan. Makna bacaan sangat 63 ditentukan oleh pengalaman pembaca terhadap keadaan yang dijelaskan dalam bacaan. 3. Tujuan Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar a. Tujuan Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah Sebelum guru mengajar didepan kelas dengan sendirinya dia harus mengetahui terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama murid-muridnya. Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau melalui pemahaman Tujuan Pembelajaran berdasarkan standar kompetensi pada kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Yang termasuk kelas rendah adalah kelas 1 dan 2, sedangkan SD kelas tinggi mulai kelas 3 sampai dengan kelas 6. Di samping guru harus memahami kompetensi dasar yang akan dicapai dan dikembangkan dalam pembelajaran membaca yang tertera dalam kurikulum yang berlaku KTSP, dia harus memahami teori membaca yang berhubungan dengan jenis-jenis membaca dan tujuan membaca setiap jenis membaca tersebut. Pada umumnya uraian tentang jenis membaca diikuti oleh tujuan dari setiap jenis membaca tersebut. Secara teoretis ada beberapa pendapat tentang pengajaran membaca ini. Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka 1983, adalah sebagai berikut a. Pengajaran Membaca Permulaan Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada murid tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana. b. Pengajaran Membaca Nyaring Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga 64 sebagai pengajaran membaca tersebdiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring. c. Pengajaran Membaca dalam Hati Pengajaran membaca ini membina murid agar mereka mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat. d. Pengajaran Membaca Pemahaman Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati. e. Pengajaran Membaca Bahasa Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa murid. f. Pengajaran Membaca Teknik Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan-pembinaan kemampuan murid menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut. Dalam pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran membaca nyaring dan pengajaran membaca permulaan. Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoretis tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan murid dalam hal-hal berikut ini a. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring. b. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan. c. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek. Menurut Tarigan 1983 ada dua apek yang penting dalam membaca, yaitu 65 a. Keterampilan yang bersifat mekanis mechanical skills yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah lower order yang mencakup 1 pengenalan bentuk huruf; 2 pengenalan unsur-unsur linguistik seperti fonem, kata, frase, pola klause, kalimat, dan lain-lain; 3 pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi ataupun kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at print; 4 Kecepatan membaca bertaraf lambat. b. Keterampilan yang bersifat pemahaman comprehension skills yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi higher order yang mencakup aspek 1 memahami pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal; 2 memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca; 3 evaluasi atau penilaian isi, bentuk 4 kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran membaca di SD kelas rendah adalah 1. Membina kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi pengenalan bentuk huruf. 2. Membina membaca kata-kata dan kalimat sederhana untuk pengenalan unsur linguistik. Pembelajaran Membaca di Kelas Tinggi Kalau tujuan membca di kelas rendah bersifat mekanis, yang biasanya di sebut Membaca Permulaan, maka tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang biasanya disebut Membaca Lanjut yang penekanannya pada pemahaman. 66 Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih murid dalam keterampilan yang bersifat pemahaman comprehension skills yang mencakup aspek-aspek berikut ini 1 Memahami pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal. 2 Memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca. 3 Evaluasi atau penilaian isi, bentuk. 4 Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Selanjutnya Tarigan menjelaskan bahwa membaca di kelas rendah masih bersifat mekanis mechanikal skills maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring bersuara, sedangkan untuk kelas tinggi ditekankan pada pemahaman comprehension skills dan aktivitas yang tepat adalah membaca dalam Membaca dalam hati silent reading dibagi menjadi dua, yaitu a membaca ekstensif extensive reading dan b membaca intensif intensive reading. Membaca ekstensif mecakup 1 membaca survei survey reading, 2 membaca sekilas skimming, dan 3 membaca dangkal superficial reading. Membaca intensif mencakup 1 membaca telaah isi content study reading yang terdiri dari i membaca teliti close reading, ii membaca pemahaman comprehension reading, iii membaca kritis critical reading, dan iv membaca ide reading for ideas; 2 membaca telaah bahasa language study reading yang terdiri dari i membaca bahasa asing foreign language reading dan ii membaca sastra literary reading. Berdasarkan aspek-aspek membaca dan jenis-jenis membaca di atas, maka membaca yang harus dilatihkan atau dikembangkan untuk murid SD kelas tinggi sangat kompleks yang mencakup membaca bersuara dan membaca dalam hati. Membaca bersuara disesuaikan dengan kebutuhan dan ditekankan pada teknik membaca yang tepat sebab pada hakikatnya membaca bersuara ini membaca untuk orang lain. Jadi, orang mendengar bacaan itu mudah menangkap atau memahami apa yang didengarnya. Yang termasuk membaca bersuara tertera dalam 67 kemampuan dasar untuk SD kelas tinggi adalah membacakan teks, membacakan dongeng, membacakan puisi, membacakan pengumuman, membacakan teks sambutan/pidato tertulis, dan membacakan cerita lama yang masih populer. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut seperti membaca pemahaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca permulaan menurut Lamb dan Arnold 1976 ialah a. Faktor Fisiologis Faktor ini mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis misalnya berbagai cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan murid gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. b. Faktor Intelektual Istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat Page dkk., 1980. Terkait dengan penjelasan Heinz di atas, Wechster dalam Harris dan Sipay, 1980 mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil tidaknya anak dalam membaca permulaan. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca murid. Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa murid. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri murid dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu murid, dan dapat juga menghalangi murid belajar membaca. 68 d. Faktor Psikologis Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca murid adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. 5. Teknik-teknik Membaca Pada umumnya, untuk menemukan informasi fokus dengan efisien ada beberapa teknik membaca yang digunakan, antara lain a. Baca-pilih selecting Teknik membaca ini dilakukan dengan cara memilih bahan/bagian bacaan yang dianggap relevan dengan kebutuhan pembacanya. b. Baca-lompat skipping Teknik memebaca ini dipakai untuk menemukan bagian bacaan relevan dengan kebutuhan pembacanya, dilakukan dengan cara melompati bagian-bagian yang tidak diperlukan. c. Baca-layap skimming Teknik membaca ini merupakan membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan Rahim, 200752. Seseorang membaca layap jika ingin membaca artikel di surat kabar dan majalah, kulit buku di toko buku dilakukan untuk membeli buku,dan buku-buku pustaka seseorang bisa menemukannya pustaka tersebut mempunyai informasi yang dibutuhkan. d. Baca-tatap scanning Membaca tatap scanning disebut juga membaca memindai scanning ialah membaca sangat cepat. Menurut Mikkulecky & Jeffries 1998, membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Membaca memindai umumnya digunakan untuk daftar isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam 69 surat kabar, buku petunjuk telepon, dan kamus. Sebaliknya, membaca memindai tidak digunakan untuk membaca cerita misteri, buku teks untuk suatu kursus yang penting,surat- surat penting dari ahli hukum, denah untuk menemukan jalan pulang, pertanyaan tes, dan puisi Penggunaan Media Kartu Huruf Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Secara bahasa media berasal dari kata "Medius" yang berarti tengah perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab mengandung arti perantara atau pengantar pesan. Menurut Hernik dan kawan-kawan bahwa istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Hamijaja dan Latuheru 1993 memberi batasan media sebagai sarana bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, pendapat, sehingga dapat sampai kepada penerima yang dituju. Adapun nilai- nilai, manfaat media belajar dan jenis karakteristik media pembelajaran adalah sebagai berikut a. Nilai-nilai media belajar Sudjana dan Rivan 20077. Mengemukakan bahwa penggunaan media pengajaran dalam proses mengandung nilai-nilai sebagai berikut 1 Meletakkan dasar yang nyata sehingga tidak terjadi Verbalisme; 2 Meningkatkan minat menulis permulaan pada murid; 3 Penggunaan media dapat meningkatkan hasil belajar; 4 Memberikan pengalaman nyata pada murid; 5 Menumbuhkan pola fikir yang berkembang; 6 Membantu efisiensi pengalaman yang lebih sempurna. b. Manfaat Media Belajar 1 Media belajar dapat meningkatkan proses belajar murid dan dapat meningkatkan hasil belajar murid; 2 Metode pembelajaran akan lebih perpariasi; 3 Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu; 4 Memberikan pengalaman belajar secara langsung; c. Jenis dan karakteristik media pembelajaran 1 Media Audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera 70 pendengaran peserta didik. 2 Media Cetak adalah media pembelajaran yang di sajikan dalam bentuk tercetak media jenis ini termasuk pada kelompok media paling tua dan banyak di gunakan dalam proses pembelajaran contohnya majalah,buku paket, dan lain-lain. 3 Media Visual adalah jenis media yang di gunakan hanya mengandalkan indera penglihatan peserta didik semata-mata, 4 Media Audio-visual Sesuai dengan namanya media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa di sebut media pandang dengar. fungsi media dalam proses pembelajaran merupakan penyaji stimulus atau informasi yang berguna untuk meningkatkan keserasian penerimaan informasi. Media akan memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis. Selain itu, media juga bermanfaat untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Penggunaan media tidak hanya membuat pembelajaran lebih efisien, tetapi materi pelajaran dapat lebih diserap dan diendapkan oleh murid. Murid mungkin sudah memahami konsep dari penjelasan guru, tetapi akan lebih lama terekam dibenak murid jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, atau mengalami sendiri. Penggunaan media dapat membuat pembelajaran lebih menarik. Selain itu, media juga dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, sehingga materi akan lebih mudah ditangkap oleh murid Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Dalam pemilihan media pembelajaran tidak boleh asal, tetapi harus memenuhi beberapa kriteria. Seperti yang diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai2003 Dadan Djuanda, 2006105 beberapa kriteria dalam memilih media pengajaran, sebagai berikut. a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media, bahan pelajaran lebih mudah dipahami murid. c. Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya. d. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran. e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat murid selama pengajaran berlangsung. f. Sesuai dengan taraf berpikir murid. g. 71 Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir murid, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh murid. Penggunaan Media Kartu Huruf untuk Pembelajaran Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potonganpotongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis tripleks. Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Azhar Arsyad 2005 119 dalam Trisniwati 2014 mengungkapkan bahwa kartu huruf adalah kartu abjad yang berisi gambar, huruf, tanda simbol, yang meningkatkan atau menuntun anak yang berhubungan dengan simbol-simbol tersebut. Namun demikian kata huruf yang dimaksud disini adalah kartu huruf yang dibuat sendiri dengan bentuk awan terbuat dari kertas putih dan dilaminating. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian murid dan sangat mudah dilakukan dalam pembelajaran menulis dan membaca permulaan. Selain itu, kartu huruf juga melatih kreatifitas murid. Pendapat Ratnawati dalam Suyanto, 2012108 mengungkapkan bahwa, melalui media kartu huruf yang di implementasikan melalui permainan, dapat merangsang untuk lebih cepat mengenal simbol-simbol huruf, membuat minat murid semakin kuat untuk bereksplorasi dalam menemukan kosakata baru, dengan cara merangkaikan simbol- simbol huruf tersebut. 1. Menulis permulaan melalui penggunaan kartu huruf membantu anak dalam proses pembelajaran. 2. Dengan situasi yang menggembirakan serta dengan suasana yang akrab menciptakan situasi yang menggambarkan perkambangaan murid . 3. Media kartu huruf digunakan untuk membantu perkembangan daya ingat anak pada tahap menulis permulaan. Ada bahwa beberapa manfaat yang dapat diambil dari permainan kartu huruf yaitu 1. Dapat membaca dengan mudah. Permainan kartu huruf dapat membantu murid untuk mengenal huruf dengan mudah, sehingga membantu dalam kemampuan membacanya. 2. Mengembangkan daya ingat otak kanan. Permainan kartu huruf dapat mengembangkan kemampuan otak kanan karena dapat melatih kecerdasan emosi, kreatif, dan intuitif. 3. Memperbanyak perbendaharaan kata. 72 Permainan kartu huruf terdapat gambar dan tulisan dari makna gambar yang tertera pada kartu, sehingga dapat memperbanyak perbendaharaan kata yang dimiliki anak-anak. Disamping itu, fungsi kartu huruf dijelaskan oleh John D. Latuheru Hendry Kurniawan, 2002 24 mengungkapkan fungsi permainan kartu huruf adalah sebagai berikut 1. Kondisi atau situasi saat permainan sangat penting bagi murid karena mereka bersikap lebih positif terhadap permainan kartu itu. 2. Permainan dapat mengajarkan fakta dan konsep secara tepat guna 3. , dengan cara pembelajaran konversional pada objek yang sama. 4. Pada umumnya permainan kartu dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik, permainan dapat juga mendorong murid untuk saling membantu satu sama lain. 5. Bantuan yang paling baik dari media permainan adalah domain efektif yang menyangkut perasaan atau budi pekerti yaitu memberi bantuan motivasi untuk belajar serta bantuannya dalam masalah yang menyangkut perubahan sikap. 6. Guru maupun murid dapat menggunakan permainan kartu mana yang mengandung nilai yang paling tinggi dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. 73 BAB V KETERAMPILAN MENULIS 1. Pengertian Menulis Menurut Tarigan dan Henry Guntur 2008 126 mengatakan belajar ialah ”Menulis secara konvensional diartikan sebagai anak-anak belajar menuliskan sesuatu dalam sistem tulisan tertentu yang dapat di baca oleh orang yang telah menguasai sistem itu”. Hakikat menulis itu akan di maknai lebih luas sebagai mana dikatakan oleh Murray Abbas, 2006 127 “bahwa menulis adalah proses berfikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai dengan mengulas kembali”. Warsidi 2007 4 “…Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan”. Sedangkan menurut Gie Warsidi, 2007 5 “unsur menulis terdiri atas gagasan, tuturan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, tatanan dan wahana”. Jadi dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis mrupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan graffologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Kemampuan menulis merupakan kesanggupan, kecakapan dan seluruh daya dan upaya dalam keiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Kemampuan menulis dapat diperoleh melalui latihan dan bimbingan yang intensif dan kemampuan menulis sangat kompleks karena dalam kegiatan menulis semua komponen yang berhubungan tulisan telah dituntut. 74 2. Keterampilan Menulis Permulaan Pengertian menulis Dalam belajar bahasa ada empat keterampilan yang harus dikuasai, yakni berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai dalam belajar bahasa. Pembelajaran menulis diajarkan sejak SD kelas rendah, secara bertahap Sabarti Akhadiah, 1991/199264. Menulis dalam arti yang sederhana adalah merangkai-rangkai huruf menjadi kata atau kalimat Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik dan mengungkapkannya secara tersurat Hal itu berarti dalam menulis gagasan diungkapkan secara terstruktur/. menulis dapat diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambanglambang kebahasaan. Dengan menulis, maka ide, gagasan, pikiran, atau perasaan dapat diketahui oleh orang lain tanpa harus mengatakannya kepada orang tersebut, jika orang yang membaca tulisan memahami lambang kebahasaan tersebut. Kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapakan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Melalui tulisan, seseorang akan dapat mengungkapkan gagasan maupun perasaannya kepada orang lain melalui lambang-lambang grafis, tanpa harus bertemu langsung dengan orang lain tersebut. Orang akan mengetahui gagasan atau perasaan orang lain lewat tulisan jika orang itu memahami bahasa dan lambang grafis yang digunakan, menulis adalah serangkaian kegiatan menuangkan ide/ pikiran maupun perasaannya ke dalam lambang grafis, dengan tujuan orang lain dapat mengetahui ide/ pikiran maupun perasaanya tersebut jika orang yang membaca memahami bahasa dan lambang grafis tersebut. Supaya orang yang membaca dapat memahami isi tulisan, maka menulis harus menggunakan aturan. Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahsa tulis yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan, dalam hal ini mennghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara 75 lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulis-menulis dengan baik. kemampuan menulis dapat diperoleh melalui proses yang panjang. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, murid harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan itu, akan menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kemampuan murid selanjutnya. Apabila dasar itu baik, kuat, maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil pengembangannya akan kurang baik juga. Pengalaman menulis tersebut telah didapatkannya dari kelas I. Hanya saja kemampuanya dalam menulis permulaan perlu lebih dikembangkan lagi. Kemampuan murid dalam menulis permulaan terus dilakukan supaya anak dapat menulis tingkat lanjut. Sabarti Akhadiah 199266 menyatakan bahwa murid kelas 2 SD diharapkan dapat menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan dapat menyatakan ide/ pesan secara tertulis. Dari pernyataan tersebut berarti murid kelas 2 tingkat menulis permulaannya tidak lagi menyusun huruf menjadi kata atau kalimat. Murid kelas 2 SD dituntut untuk mampu ke tahap menulis yang lebih tinggi, yakni selain mampu menggunakan ejaan yang benar juga diharapkan mampu menuangkan idenya ke dalam bahasa tulis. Kebanyakan murid kelas 2 SD yang cara berpikirnya masih konkret akan merasa kesulitan untuk menuangkan idenya ke dalam tulisan. Cara –cara kegiatan menulis pada murid Sekolah Dasar terbagi ke dalam dua kelompok yaitu 1. Pengenalan Huruf Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan 76 bentuk tulisan serta pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indera murid dalam mengenal dan membeda – bedakan bentuk dan lambang – lambang tulisan. 2. Latihan Proses pemberian latihan dilaksanakan dengan mengutip prinsip dari yang mudah ke yang sukar, dari latihan sederhana menuju latihan yang kompleks. Langkah-langkah dalam pembelajaran menulis permulaan menggunakan media gambar dengan pendekatan keterampilan proses pada penelitian, adalah seperti berikut. 1. Guru menunjukkan gambar. 2. Murid diminta untuk mengamati gambar yang tersedia. 3. Guru melakukan tanya jawab dengan murid mengenai gambar 4. Murid mendengarkan cerita guru mengenai gambar. 5. Murid dibentuk menjadi beberapa kelompok. 6. Guru membagikan LKS kepada murid. 7. Murid diminta mengamati gambar yang ada pada LKS. 8. Murid diminta berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menggolongkan bagian-bagian tumbuhan atau binatang. 9. Dengan berdiskusi murid diminta untuk menafsirkan apa yang ada dalam gambar. 10. Murid secara individu diminta menuliskan deskripsi gambar berdasarkan hasil diskusinya . 11. Murid diminta membacakan hasil deskripsinya di depan kelas 3. Tujuan Menulis Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Tujuan menulis Pembelajaran menulis dilaksanakan sejak dini, yakni sejak SD kelas rendah. Hal tersebut dilakukan mengingat betapa pentingnya kemampuan menulis itu. Dengan menulis murid dapat mengungkapkan sesuatu yang ada dalam pikirannya, sehingga dapat dibaca oleh orang lain. Untuk mempelajari ilmu yang lain tidak bisa lepas dari menulis. Darmiyati, dkk. 1996/ 1997 menyatakan bahwa kemampuan menulis yang murid miliki memungkinkan murid untuk mengkomunikasikan ide, penghayatan dan 77 pengalaman ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan tempat. Berkomunikasi tidaklah hanya dengan berbicara, tetapi menulis juga merupakan salah satu bentuk dari komunikasi. Sebagai contoh, untuk berkomunikasi dengan suatu instansi biasanya memakai surat. Tulisan jangkauannya juga lebih luas dibandingkan hanya dengan berbicara. Misalnya, tulisan di surat kabar akan menjangkau semua pembaca surat kabar tersebut walaupun pembaca berada di tempat yang jauh. Jadi menulis bertujuan agar seseorang dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalaman ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan tempat. Selain itu, menulis juga bertujuan untuk dapat 13 memahami bahasa komunikasi. Dengan belajar menulis, maka seseorang akan dapat melakukan komunikasi dalam kehidupan sosialnya sehari – hari. Tujuan Menulis Permulaan Dalam Depdiknas 20093 menyebutkan bahwa dalam pembelajaran menulis permulaan bertujuan agar murid terampil dalam menulis, seperti berikut. 1 Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf. 2 Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf. 3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar. 4 Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar. 5 Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas. 6 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan huruf tegak bersambung. 7 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung. 8 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat. 9 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. 10 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung. 11 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. 12 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik. 13 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. Sehubungan dengan tujuan penulis menulis suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Hariadi 2008 25 merangkumkan sebagai berikut i. Tujuan penugasan 78 Tujuan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri ii. Tujuan altruistik Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya. iii. Tujuan persuasif Tulisan bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. iv. Tujuan informasional/penerangan Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. v. Tujuan pernyataan diri Tulisan bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. vi. Tujuan kreatif Tujuan kreatif ini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. vii. Tujuan pemecahan masalah Penulis ingin menjelaskan secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterimaoleh para pembaca Adapun Manfaat yang dapat di petik dalam menulis yaitu menurut Suparno dan Yunus, 2007 4 ialah 1 Peningkatan kecerdasan 2 Pengembangan daya inisiatif dan kretivitas, 3 Penumbuhan keberanian, dan 4 Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi Sedangkan menurut Bernard Perct Tarigan dkk, 2007 19 mengemukakan beberapa manfaat menulis antara lain 79 1 sarana untuk mengungkapkan diri, 2 sarana untuk pemahaman, 3 membantuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan perasaan harga diri, 4 meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan, 5 keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasra, dan 6 mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa. Abdul Rahman dan Waluyo 2000223 menyatakan bahwa “tujuan menulis untuk murid SD adalah menyalin, mencatat dan mengerjakan sebagian besar tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih kemampuan berbahasa dengan baik”. 4. Teknik Pembelajaran Menulis a. Menulis dari Gambar Tujuan Teknik pembelajaran menulis dari gambar bertujuan agar murid dapat menulis dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan gambar kebakaran yang melanda sebuah desa. Dari gambar tersebut murid dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar. Alat yang dibutuhkan adalah gambar-gambar yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, yang berukuran sama dengan kalender besar. Teknik ini dapat dijalankan secara persorangan maupun secara kelompok Cara menerapkan 1 guru menyampaikan pengantar, 2 guru menempelkan beberapa gambar di depan kelas, 3 setelah murid melihat gambar tersebut, murid mulai mengidentifikasi gambar dan dari identifikasi itu murid membuat tulisan secara runtut dan logis, 4 guru bertanya kepada murid tentang alasan tulisan yang dibuatnya, dan 5 guru merefleksikan pembelajaran tersebut. Upayakan gambar yang disajikan sesuai dengan tema pembelajaran yang dipelajari pada minggu 80 itu. Guru dapat memilih gambar yang cocok dengan karakteristik kelas. Gambar yang telah digunakan murid dapat ditarik kembali untuk bahan pembelajaran berikutnya. b. Menulis Objek Langsung Tujuan Agar murid dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang dilihat. Guru menunjukkan objek kepada murid di depan kelas, misal boneka, vas bunga, mobil-mobilan, dan lain-lain. Dari objek tersebut murid dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarka objek yang dilihatnya. Alat yang dibutuhkan adalah objek-objek yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan secara perseorangan maupun secara berkelompok. Cara menerapkan 1 guru menyampaikan pengantar, 2 guru memajang beberapa objek di depan kelas, 3 setelah murid melihat objek tersebut, murid mulai mengidentifikasi objek, 4 murid membuat tulisan secara runtut dan logis, 5 guru bertanya kepada murid tentang alasan tulisan yang dibuatnya, dan 6 guru merefleksikan pembelajaran tersebut. c. Pembandingan Objek Langsung Teknik pembelajaran ini bertujuan agar murid dapat menulis perbandingan berdasarkan objek yang dilihat. Misalnya, guru menunjukkan dua benda objek yang sama tetapi berbeda bentuk, warna, fungsi, dan lain-lain. Murid menulis dengan cara membandingkan dua objek yang telah diidentifikaikannya. Dari objek tersebut murid dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan objek yang dilihat. Alat yang dibutuhkan adalah benda-benda yang bervariasi sesuai denga tema pembelajaran. Teknik ini dapat dijalankan baik perorangan maupun kelompok. 81 Cara menerapkan 1 Guru menyampaikan pengantar, 2 guru memajang dua benda objek yang sama namun lain warna, fungsi, bentuk, dan lain-lain di depan kelas, 3 setelah murid melihat objek tersebut, murid mulai mengidentifikasi objek, 4 murid menulis perbandingan secara runtut dan logis, 5 guru bertanya kepada murid tentang alasan tulisan yang dibuatnya. 6 guru merefleksikan pembelajaran tersebut. 7 Meneruskan Tulisan Dari teknik pembelajaran meneruskan tulisan, diperoleh kemampuan murid dalam melengkapi ide atau gagasan secara baik dalam sebuah tulisan melalui penambahan beberapa paragraf. Dalam proses melengkapi tersebut, murid berada dalam kondisi senang, ceria, dan penuh dengan tantangan dalam komunitas belajar yang kompetitif. Alat yang digunakan adalah lembaran fotokopi tulisan yang belum selesai gagasannya, tulisan tersebut semestinya 10 paragraf tetapi yang 3 paragraf terakhir dibuang kemudian murid menambahkan paragraf sesuai dengan idenya. Fotokopi sesuai dengan jumlah murid. Pelaksanaan teknik ini dapat berupa persorangan atau kelompok. Biasakan sebelum memulai, murid dikondisikan melalui kegiatan persepsi lewat berbagai cara, misalnya nyanyian, puisi, permainan, dan gerakan. Dalam pelaksanaan teknik ini 1. guru memberikan persepsi atau pengantar, 2. bagi kelompok kalau penerapannya dalam kelompok, 3. guru memberikan rambu-rambu pelaksanaan, 4. guru memberikan lembar fotokopi kepada murid, 5. setelah diberi waktu dan aba-aba, murid mengerjakan tugas berupa meneruskan tulisan yang belum selesai dengan idenya sendiri 6. setelah waktu yang diberikan habis murid melaporkan hasilnya di depan kelas, 7. guru bertanya kepada murid alasan tulisan tersebut, dan refleksi 82 4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Menulis Menurut Lerner 1985 Faktor-Penyebab-KesulitanBelajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak menulis, seperti berikut. a. Motorik Anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau mengalami gangguan, akan mengalami kesulitan menulis. Tulisannya tidak jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti ga r i s. b. Perilaku Anak yang hiperaktif atau yang perhatiannya mudah teralihkan, dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat, termasuk pekerjaan menulis. c. Persepsi Anak yang terganggu persepsinya dapat menimbulkan kesulitan dalam menulis. Jika persepsi visualnya yang terganggu, memungkinkan anak sulit membedakan bentuk-bentuk huruf yang hampir sama seperti “d” dengan “b”, “p” dengan “q”, “h” dengan “n” atau “m” dengan “w”. Jika persepsi auditorisnya yang terganggu, mungkin anak akan mengalami kesulitan untuk menuliskan kata-kata yang diucapkan guru. d. Memori Gangguan memori juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesulitan belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yang akan ditulis. 83 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi. 1998/ 1999. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Alben Ambarita. 2006. Manajemen pembelajaran. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorak Ketenagaan. Azhar Arsyad, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada. Basuki Wibawa & Farida Mukti. 1991/ 1992. Media Pengajaran. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dadan Djuanda. 2006. Pembelajaran bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan Menyenangkan. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Darmiyati Zuhdi & Budiasih. 1996/ 1997. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Rendah. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bayu,Rahmat. 2013. Makalah Membiasakan Keterampilan Berbicara Online. http//rachmatbayufirdas. makalah-membiasakan - 9 Desember 2015 Endah, Tri B 2014. Penggunaan Permainan Kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B RA Muslimat NU. Yogyakarta Haryadi. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta Depdikbud 84 Kurniasih, Ening 2013. Penggunaan media kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Universitas terbuka Garut Nurhadi. 1993. Menjadi Pembaca yang Efektif dan Efisien. Malang IKIP Malang. Sabarti Akhadiah dkk. 1991/ 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sabarti Akhadiah, dkk. 1988. Pembinaan kemampuan menulis Bahasa Indonesia, Jakarta Erlangga. Saleh Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Di SD. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori & Praktek. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Setyaningrum,Yuli . 2013. Kemampuan Menyimak.Online. http// yurishandcraft. 9 Desember 2015 Sumardi, Muljanto. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta PT. Midas surya Grafindo Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagi Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa Bandung Makalah Keterampilan Berbicara. Online. https//truestoryeka. Desember 2015 Warsidi, Menjadi Ghostwriter. Bandung Karya Mandiri ResearchGate has not been able to resolve any citations for this pembelajaran. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorak KetenagaanAlben AmbaritaAlben Ambarita. 2006. Manajemen pembelajaran. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorak Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada. Basuki Wibawa & Farida MuktiM A Azhar ArsyadAzhar Arsyad, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada. Basuki Wibawa & Farida Mukti. 1991/ 1992. Media Pengajaran. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan Menyenangkan. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiDadan DjuandaDadan Djuanda. 2006. Pembelajaran bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan Menyenangkan. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Darmiyati Zuhdi & Budiasih. 1996/ 1997. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Rendah. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Membiasakan Keterampilan Berbicara OnlineRahmat BayuBayu,Rahmat. 2013. Makalah Membiasakan Keterampilan Berbicara Online.Penggunaan Permainan Kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B RA Muslimat NUTri B EndahEndah, Tri B 2014. Penggunaan Permainan Kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B RA Muslimat NU. YogyakartaPenggunaan media kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaanHaryadiHaryadi. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta Depdikbud Kurniasih, Ening 2013. Penggunaan media kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Universitas terbuka Garut Nurhadi. 1993. Menjadi Pembaca yang Efektif dan Efisien. Malang IKIP kemampuan menulis Bahasa IndonesiaSabarti AkhadiahSabarti Akhadiah, dkk. 1988. Pembinaan kemampuan menulis Bahasa Indonesia, Jakarta Bahasa Indonesia Yang Efektif Di SD. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiSaleh AbbasSaleh Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Di SD. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Pendidikan Sekolah Dasar Teori & Praktek. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiSuharjoSuharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori & Praktek. Jakarta Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta PT. Midas surya GrafindoMuljanto SumardiSumardi, Muljanto. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta PT. Midas surya Grafindo Assalamualaikum wr wbKali ini saya mau sharing tentang 50 contoh judul skripsi PGSD yang mudah untuk anak S1. Saya bedakan rekomendasi judul-judulnya berdasarkan judul skripsi PGSD di masa pandemic, tentang pembelajaran daring, tentang pengembangan, tentang kualitatif, dan nggak sama persis, mungkin bisa diganti mengenai tema pembelajaran, nama sekolah, metode pembelajaran, dan lainnya. Jadi judul-judul skripsi ini bisa menjadi inspirasi teman-teman mahasiswa saat hendak mengajukan judul skripsi ke dosen pembimbing. Judul Skripsi PGSD yang MudahRancangan Bahan Ajar Berbasis Teori Van Hiele Pada Materi Volume Bangun Ruang Kelas VI Sekolah DasarRancangan Pembelajaran berbasis Pendekatan Realistic Mathematic Education RME Untuk Mengembangkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas IV Sekolah DasarAnalisis Realisasi Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Pada Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDKemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas V Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe HOTSUpaya Guru Untuk Meningkatkan Kedispilinan Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar dalam Pembelajaran DaringImplementasi Pembelajaran Daring di SDIT IS Semester Genap Tahun Ajaran 2020Peranan Guru dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di Sekolah DasarPengembangan Media KIPAS Kincir Angin Panel Surya Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV Sekolah DasarRelevansi Buku Siswa Kelas V SD/MI Tema 1 Organ gerak hewan dan Manusia dengan Kurikulum 2013Efektivitas Pembelajaran Parsial dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Kelas IV Sekolah Dasar Judul Skripsi PGSD KualitatifHambatan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Pecahan di Kelas V Sekolah DasarManfaat Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Keterampilan Berbicara SiswaMotivasi belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Selama Pembelajaran Jarak JauhEfektivitas Classdojo Sebagai Aplikasi Pembelajaran Daring di Kelas II Sekolah DasarRancangan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Tandur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Materi Luas Daerah Persegi dan Persegi PanjangPengembangan Media Buku Aktivitas Untuk Meningkatkan Pemahaman Hak dan Kewajiban di Rumah dan di Sekolah Siswa Kelas III SDPengembangan Bahan Ajar Materi karakteristik Geografis Indonesia Untuk Meningkatkan Ecoliteracy Siswa Kelas V Sekolah DasarPengembangan Media Pembelajaran Video untuk Melatih Kecerdasan Musikal Pada Pelajaran Seni Musik di SDPengembangan Media Kartu Truth or Dare Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran PPKN Kelas V Sekolah DasarPengembangan Bahan Ajar Semesta Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa Kelas 3 SD Judul Skripsi PGSD KuantitatifPerangkat Pembelajaran Daring Materi Perkembangan Teknologi Berbasis Model Pictire and Picture Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah DasarPengaruh Disiplin Belajar Terhadap hasil Belajar Pada Siswa Sekolah DasarPengembangan Bahan Ajar Tema 8 Subtema 1 Untuk Meningkatkan hasil Belajar Materi kegiatan Ekonomi Pada Siswa Kelas IVRancangan Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Model Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV Sekolah DasarHubungan Perhatian Orang Tua Pada Masa Pandemi Covid 19 Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VSekolah DasarPengembangan Lembar Kerja Peserta Didik LKPD Berbasis Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IV Sekolah DasarPengembangan Media Pembelajaran Digital Interaktif Untuk Menumbuhkan Kesadaran Lingkungan Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas IVHubungan Motivasi belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah DasarPengembangan Media Aplikasi Wordwall Berbasis Web Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Pada Materi IPSPengembangan LKPD Berbasis Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hak dan Kewajiban Judul Skripsi PGSD tentang Pembelajaran Daring di Masa PandemiPelaksanaan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 di SDN Datar Kecamatan Cidahu Kabupaten KuninganPenerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap hasil belajar SIswa Kelas V Sekolah DasarPelaksanaan Pembelajaran Daring Siswa Kelas 4 Sekolah DasarPengembangan Lembar Kerja Peserta Didik LKPD Berbasis Pendekatan Kontekstual Pada Pembalajaran Jarak Jauh Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah DasarPelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah DasarPerangkat Pembelajaran Online Berbasis Model Think Pair Share TPS Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas V Sekolah DasarPelaksanaan Pembelajaran Daring Melalui Zoom Meeting Kelas IV Sekolah DasarUpaya Guru dalam Mengatasi Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Dasar Selama Pembelajaran DaringEfektivitas Pembelajaran Parsial dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19Upaya Guru dan Orang Tua dalam Pembelajaran Daring Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Judul Skripsi PGSD PengembanganPengembangan Bahan Ajar Petualangan Hemo Berbasis Saintifik Pada Materi Sistem Peredaran Darah di Kelas V Sekolah DasarPengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Android Eduasean Untuk Kelas VI Sekolah DasarPengembangan Bahan Ajar yang Berorientasi Pada Model Pembelajaran Social Inquiry Untuk Meningkatkan Financial Literacy Siswa Sekolah DasarPengembangan Media Pembelajaran FlashCard Menggunakan Aplikasi Canva Pada Materi membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDPengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Energi dan Perubahannya di kelas IV Sekolah DasarPengembangan Bahan Ajar Berbasis Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep PKN Siswa Kelas II Sekolah DasarPengembangan Buku Cerita Matematika Elektronik Berbasis Teori Dienes Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perkalian Siswa Sekolah DasarPengembangan Lembar Kerja Peserta Ddidik Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung Kelas II Sekolah DasarPengembangan Media Pembelajaran Power Point Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Pada Mata Pelajaran PKNPengembangan Bahan Ajar yang Berorientasi Pada Teknik Grup Investigation Untuk Meningkatkan Literasi Keuangan di Sekolah Dasar kelas 4 KesimpulanNah, itulah 50 ide judul skripsi PGSD yang bisa teman-teman mahasiswa modifikasi. Semoga ide-ide ini bisa menjadi motivasi atau landasan berpikir untuk segera menentukan judul lancar ya saat mengajukan judul skripsi ke dosen pembimbing. Semangat!Wassalamualaikum wr wb Home » Laporan » 14+ Judul Skripsi Bahasa Indonesia Kuantitatif Judul Skripsi Bahasa Indonesia Kuantitatif - Menurut Sarjana 123 dijabarkan Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli adalah sebagai berikut. Karena sebenarnya sadar atau tidak sadar seluruh penduduk indonesia berkomunikasi dengan bahasa indonesia. Sebelum itu kami juga ingin membagikan informasi mengenai artikel tentang judul skripsi yang sebelumnya telah kami persiapkan untuk anda yaitu 200 Contoh Judul Skripsi Manajemen Keuangan dan 100 Judul Skripsi Akuntansi Perpajakan Langsung skripsi bahasa indonesia kuantitatif. Karena sebenarnya sadar atau tidak sadar seluruh penduduk indonesia berkomunikasi dengan bahasa indonesia. Contoh judul skripsi bahasa indonesia versi 2020 Share Setiap tahun ribuan bahkan puluhan ribu mahasiswa dituntut untuk membuat skripsi thesis Hal ini lah yang menyebabkan banyak sekali yang mencari referensi seputar ide untuk mengambil topic dari thesis yang hendak di ambil. Dalam penelitian pasti ada metode-metode yang dilakukan agar penelitian dapat memperoleh sebuah hasil yang di harapkan. Analysis approach article bahasa inggris bantuan bibliography bisnis budaya indonesia cara download classroom action research comparative comprehension correlation daftar pustaka definition descriptive education elementary experimental games grammar jasa pengetikan journal judul skripsi bahasa inggris kumpulan skripsi library research listening. Judul Skripsi Ekonomi Syariah Kuantitatif Dan Kualitatif From Isi bab 2 penelitian kualitatif Judul karya ilmiah biologi sederhana Jelaskan latar belakang rule of law Jelaskan pengertian komunikasi verbal dan nonverbal beserta contohnya Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru-Pada kesempatan emas ini saya akan mencoba untuk berbagi daftar judul skripsi pendidikan bahasa indonesia yang lainnya. Under Graduates thesis UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli. Contoh skripsi kuantitatif asosiatif. Analysis approach article bahasa inggris bantuan bibliography bisnis budaya indonesia cara download classroom action research comparative comprehension correlation daftar pustaka definition descriptive education elementary experimental games grammar jasa pengetikan journal judul skripsi bahasa inggris kumpulan skripsi library research listening. Contoh judul penelitian kuantitatif. Komparasi Hasil Belajar Siswa yang Diajari dengan metode STAD dan Metode TGT Komparasi Hasil Belajar Peserta Didik antara yang Diberi PR secara Individu dengan secara Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Pendidikan Bahasa Inggris Kualitatif An Analysis of Teachers Strategies in Teaching Reading Comprehension The Comparative Study Those who taught Jigsaw Technique and those who taught through STAD in Teaching Reading. Ini adalah Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru yang saya percaya akan sangat berguna buat temen-temen semua sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul skripsi pendidikan bahasa indonesia. Karena sebenarnya sadar atau tidak sadar seluruh penduduk indonesia berkomunikasi dengan bahasa indonesia. Dibawah ini adalah pengertian tentang rancangan penelitian. Contoh judul skripsi bahasa indonesia versi 2020 Share Setiap tahun ribuan bahkan puluhan ribu mahasiswa dituntut untuk membuat skripsi thesis Hal ini lah yang menyebabkan banyak sekali yang mencari referensi seputar ide untuk mengambil topic dari thesis yang hendak di ambil. Komparasi Hasil Belajar Siswa yang Diajari dengan metode STAD dan Metode TGT Komparasi Hasil Belajar Peserta Didik antara yang Diberi PR secara Individu dengan secara Kelompok. Source 115 Contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif PGSD - Kali ini kita akan membagikan contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif lengkap dengan perbedaaan Pengertian Menurut Para Ahli secara singkat padat dan jelas. Contoh judul penelitian kuantitatif. PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK DENGAN MENERAPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KEMAMPUAN OTAK Brain Based Learning 2. Kumpulan 50 Judul Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1. Diartikel kali ini kami akan memberikan beberapa referensi dan contoh contoh terbaik judul skripsi pgsd. Source Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru-Pada kesempatan emas ini saya akan mencoba untuk berbagi daftar judul skripsi pendidikan bahasa indonesia yang lainnya. Sebagian besar yang tersedia saat ini adalah judul skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Contoh judul penelitian kuantitatif. Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru-Pada kesempatan emas ini saya akan mencoba untuk berbagi daftar judul skripsi pendidikan bahasa indonesia yang lainnya. Dalam penelitian pasti ada metode-metode yang dilakukan agar penelitian dapat memperoleh sebuah hasil yang di harapkan. Source Analysis approach article bahasa inggris bantuan bibliography bisnis budaya indonesia cara download classroom action research comparative comprehension correlation daftar pustaka definition descriptive education elementary experimental games grammar jasa pengetikan journal judul skripsi bahasa inggris kumpulan skripsi library research listening. Kumpulan 50 Judul Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1. Sebagian besar yang tersedia saat ini adalah judul skripsi pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Contoh bab iii tesis kuantitatif. Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru-Pada kesempatan emas ini saya akan mencoba untuk berbagi daftar judul skripsi pendidikan bahasa indonesia yang lainnya. Source Sebelum itu kami juga ingin membagikan informasi mengenai artikel tentang judul skripsi yang sebelumnya telah kami persiapkan untuk anda yaitu 200 Contoh Judul Skripsi Manajemen Keuangan dan 100 Judul Skripsi Akuntansi Perpajakan Langsung ACC. Contoh bab iii tesis kuantitatif. Contoh Skripsi Penelitian Kuantitatif Jurusan PGSD. PENGGUNAAN TEKNJIK YOY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN 3. Disarikan dari berbagai sumber Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahanfenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Source Maka ada baiknya menyimak ratusan contoh judul skripsi yang terangkum dalam artikel Kumpulan Contoh Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Mandarin 2019. Dalam penelitian pasti ada metode-metode yang dilakukan agar penelitian dapat memperoleh sebuah hasil yang di harapkan. Maka ada baiknya menyimak ratusan contoh judul skripsi yang terangkum dalam artikel Kumpulan Contoh Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Mandarin 2019. Judul KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS III SDN BOGANGIN 1 KABUPATEN BANYUMAS. Tema yang diangkat bisa tentang upaya peningkatan kemampuan pengucapan dalam Bahasa Inggris misalnya peningkatan keefektifan dalam belajar bahasa asing atau dapat berupa kajian sastra yang terkandung dalam suatu karya novel. Source Ini adalah Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru yang saya percaya akan sangat berguna buat temen-temen semua sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul skripsi pendidikan bahasa indonesia. Dibawah ini adalah pengertian tentang rancangan penelitian. Diartikel kali ini kami akan memberikan beberapa referensi dan contoh contoh terbaik judul skripsi pgsd. Judul KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS III SDN BOGANGIN 1 KABUPATEN BANYUMAS. Demikian artikel mengenai contoh judul skripsi kuantitatif maupun judul penelitian kuantitatif yang dapat dijadikan acuan untuk membuat skripsi penelitian kuantitatif. Source Contoh Judul Skripsi Bahasa Indonesia Terbaik Mudah Dikerjakan - Skripsi pendidikan bahasa Indonesia adalah skripsi yang sangat menarik buat saya. Contoh Skripsi Penelitian Kuantitatif Jurusan PGSD. Dengan banyaknya contoh referensi tersebut dapat mempermudah anda dalam menemukan referensi yang cocok dengan tema pada penelitian anda. Contoh Judul Skripsi Penelitian Kuantitatif Metode Komparatif. Judul skripsi pgsd pengembangan judul skripsi pgsd Mudah ACC judul skripsi pgsd non ptk judul skripsi pgsd kuantitatif pengaruh judul. Source Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli. Diartikel kali ini kami akan memberikan beberapa referensi dan contoh contoh terbaik judul skripsi pgsd. Judul skripsi pgsd pengembangan judul skripsi pgsd Mudah ACC judul skripsi pgsd non ptk judul skripsi pgsd kuantitatif pengaruh judul. Dibawah ini adalah pengertian tentang rancangan penelitian. Kami juga menyarankan agar anda mendapatkan informasi lainnya yang juga tidak kalah penting yaitu 100 Contoh Judul Skripsi Manajemen Pemasaran Paling Menarik 2017 dan juga 150 Contoh Judul Skripsi Akuntansi Perpajakan S1 Terbaru. Source Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli. Judul KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS III SDN BOGANGIN 1 KABUPATEN BANYUMAS. Ini adalah Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru yang saya percaya akan sangat berguna buat temen-temen semua sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul skripsi pendidikan bahasa indonesia. Demikian informasi yang bisa kami berikan kepada anda mengenai apa saja contoh judul penelitian kualitatif. Dalam penelitian pasti ada metode-metode yang dilakukan agar penelitian dapat memperoleh sebuah hasil yang di harapkan. Source Contoh Skripsi Penelitian Kuantitatif Jurusan PGSD. Ini adalah Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru yang saya percaya akan sangat berguna buat temen-temen semua sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul skripsi pendidikan bahasa indonesia. Contoh bab iii tesis kuantitatif. Kami juga menyarankan agar anda mendapatkan informasi lainnya yang juga tidak kalah penting yaitu 100 Contoh Judul Skripsi Manajemen Pemasaran Paling Menarik 2017 dan juga 150 Contoh Judul Skripsi Akuntansi Perpajakan S1 Terbaru. 115 Contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif PGSD - Kali ini kita akan membagikan contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif lengkap dengan perbedaaan Pengertian Menurut Para Ahli secara singkat padat dan jelas. Source Tema yang diangkat bisa tentang upaya peningkatan kemampuan pengucapan dalam Bahasa Inggris misalnya peningkatan keefektifan dalam belajar bahasa asing atau dapat berupa kajian sastra yang terkandung dalam suatu karya novel. Contoh Skripsi Bahasa dan Sastra Indonesia Skripsi Bahasa atau biasa disebut linguistik mencakup sastra Bahasa Indonesia Bahasa Jawa serta pelajaran bahasa asing. PENGGUNAAN TEKNJIK YOY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN 3. Komparasi Hasil Belajar Siswa yang Diajari dengan metode STAD dan Metode TGT Komparasi Hasil Belajar Peserta Didik antara yang Diberi PR secara Individu dengan secara Kelompok. Diartikel kali ini kami akan memberikan beberapa referensi dan contoh contoh terbaik judul skripsi pgsd. Source Judul KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS III SDN BOGANGIN 1 KABUPATEN BANYUMAS. Oleh parta setiawan Diposting pada 18 Januari 2021. PENGGUNAAN TEKNJIK YOY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN 3. 115 Contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif PGSD - Kali ini kita akan membagikan contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif lengkap dengan perbedaaan Pengertian Menurut Para Ahli secara singkat padat dan jelas. Contoh Skripsi Bahasa dan Sastra Indonesia Skripsi Bahasa atau biasa disebut linguistik mencakup sastra Bahasa Indonesia Bahasa Jawa serta pelajaran bahasa asing. Source 115 Contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif PGSD - Kali ini kita akan membagikan contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif lengkap dengan perbedaaan Pengertian Menurut Para Ahli secara singkat padat dan jelas. Judul KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS III SDN BOGANGIN 1 KABUPATEN BANYUMAS. Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru-Pada kesempatan emas ini saya akan mencoba untuk berbagi daftar judul skripsi pendidikan bahasa indonesia yang lainnya. Demikian artikel mengenai contoh judul skripsi kuantitatif maupun judul penelitian kuantitatif yang dapat dijadikan acuan untuk membuat skripsi penelitian kuantitatif. Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli. Source Komparasi Hasil Belajar Siswa yang Diajari dengan metode STAD dan Metode TGT Komparasi Hasil Belajar Peserta Didik antara yang Diberi PR secara Individu dengan secara Kelompok. PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK DENGAN MENERAPAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KEMAMPUAN OTAK Brain Based Learning 2. Oleh parta setiawan Diposting pada 18 Januari 2021. Bagi kakak kakak mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mencari dan ingin menentukan judul skripsinya semoga beberapa referensi ini ada yang di acc. Dibawah ini adalah pengertian tentang rancangan penelitian. Source PENGGUNAAN TEKNJIK YOY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN 3. Judul KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP TERHADAP HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS III SDN BOGANGIN 1 KABUPATEN BANYUMAS. Contoh judul skripsi bahasa indonesia versi 2020 Share Setiap tahun ribuan bahkan puluhan ribu mahasiswa dituntut untuk membuat skripsi thesis Hal ini lah yang menyebabkan banyak sekali yang mencari referensi seputar ide untuk mengambil topic dari thesis yang hendak di ambil. Contoh Judul Skripsi Penelitian Kuantitatif Metode Komparatif. Menurut Sarjana 123 dijabarkan Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli adalah sebagai berikut. Source Komparasi Hasil Belajar Siswa yang Diajari dengan metode STAD dan Metode TGT Komparasi Hasil Belajar Peserta Didik antara yang Diberi PR secara Individu dengan secara Kelompok. 115 Contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif PGSD - Kali ini kita akan membagikan contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif lengkap dengan perbedaaan Pengertian Menurut Para Ahli secara singkat padat dan jelas. Judul skripsi pgsd pengembangan judul skripsi pgsd Mudah ACC judul skripsi pgsd non ptk judul skripsi pgsd kuantitatif pengaruh judul. Contoh judul skripsi bahasa indonesia versi 2020 Share Setiap tahun ribuan bahkan puluhan ribu mahasiswa dituntut untuk membuat skripsi thesis Hal ini lah yang menyebabkan banyak sekali yang mencari referensi seputar ide untuk mengambil topic dari thesis yang hendak di ambil. Ini adalah Daftar Judul Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Kualitatif Terbaru yang saya percaya akan sangat berguna buat temen-temen semua sebagai bahan acuan sebelum menentukan judul skripsi pendidikan bahasa indonesia. Source Contoh judul skripsi bahasa indonesia versi 2020 Share Setiap tahun ribuan bahkan puluhan ribu mahasiswa dituntut untuk membuat skripsi thesis Hal ini lah yang menyebabkan banyak sekali yang mencari referensi seputar ide untuk mengambil topic dari thesis yang hendak di ambil. Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli. Contoh skripsi kuantitatif asosiatif. Dalam penelitian pasti ada metode-metode yang dilakukan agar penelitian dapat memperoleh sebuah hasil yang di harapkan. Contoh Judul Skripsi Bahasa Indonesia Terbaik Mudah Dikerjakan - Skripsi pendidikan bahasa Indonesia adalah skripsi yang sangat menarik buat saya. Source 115 Contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif PGSD - Kali ini kita akan membagikan contoh Judul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif lengkap dengan perbedaaan Pengertian Menurut Para Ahli secara singkat padat dan jelas. Diartikel kali ini kami akan memberikan beberapa referensi dan contoh contoh terbaik judul skripsi pgsd. Dengan banyaknya contoh referensi tersebut dapat mempermudah anda dalam menemukan referensi yang cocok dengan tema pada penelitian anda. Menurut Sarjana 123 dijabarkan Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli adalah sebagai berikut. Contoh Skripsi Penelitian Kuantitatif Jurusan PGSD. This site is an open community for users to do submittion their favorite wallpapers on the internet, all images or pictures in this website are for personal wallpaper use only, it is stricly prohibited to use this wallpaper for commercial purposes, if you are the author and find this image is shared without your permission, please kindly raise a DMCA report to Us. If you find this site value, please support us by sharing this posts to your preference social media accounts like Facebook, Instagram and so on or you can also save this blog page with the title judul skripsi bahasa indonesia kuantitatif by using Ctrl + D for devices a laptop with a Windows operating system or Command + D for laptops with an Apple operating system. If you use a smartphone, you can also use the drawer menu of the browser you are using. Whether it’s a Windows, Mac, iOS or Android operating system, you will still be able to bookmark this website. 115+ Judul Skripsi Pendidikan Guru SD PGSD - Mahasiswa aktivitas studi PGSD atau jurusan PGMI yang berasal dari STKIP, IKIP, dan Universitas Negeri Eks IKIP sampai sekarang masih diwajibkan menyusun kiprah tamat skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Berbeda dengan prodi PGSD Universitas Terbuka UT yang tidak ada kiprah skripsi. Yang ada hanya kiprah tamat kuliah saja sebagai syarat kelulusan. Ini tentu lebih ringan daripada menyusun sebuah skripsi yang tidak mengecewakan memeras otak, fikiran, tenaga, waktu dan dana bagi mahasiswa indonesia. Meskipun menciptakan skripsi itu berat, jika kita sebagai mahasiswa mengerjakannya dengan penuh semangat dengan perasaan suka cita, maka pasti skripsi ialah hal yang sangat menyenangkan. Minimal perjuangan kita dikala menyusun skripsi akan selalu dikenang oleh kita semua sehabis lulus nanti. Bahkan tidak sedikit teman-teman admin yang senyum-senyum sendiri sehabis lulus dari kampus tercinta, alasannya ialah teringat betapa susahnya berjuang menuntaskan kiprah tamat skripsi yang penuh lika-liku itu. Kumpulan Contoh Judul Skripsi Jurusan PGSD Pendidikan Guru SD PGSD/PGMI merupakan jurusan favorit yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Prospek jurusan PGSD memang sudah tidak diragukan lagi. Setelah tamat dari kuliah, banyak sekolah dasar baik SD/MI di setiap desa/kelurahan yang siap mendapatkan anda sebagai guru disana. Hal ini tentu berbeda dengan jurusan lain, menyerupai guru mapel yang tidak mengecewakan sulit untuk masuk ke dunia kerja, alasannya ialah jumlah sekolah SMP dan Sekolah Menengan Atas terbatas jumlahnya disetiap kecamatan dan kabupaten. Formasi CPNS untuk guru kelas SD khusus lulusan PGSD/PGMI selalu minim jumlah pelamarnya. Ini peluang besar bagi sobat untuk bisa masuk menjadi abdi negara dengan menjadi pegawai negeri sipil guru pns di SD alasannya ialah tingkat persaingan tidak terlalu ketat. Hal inilah mengapa jurusan PGSD/PGMI selalu diburu oleh masyarakat, mengingat masa depannya yang cerah. Bagi sobat mahasiswa PGSD/PGMI yang sekarang sudah semester akhir, dan sedang memulai persiapan mengerjakan kiprah tamat skripsi, dan kebetulan masih gelap gulita belum punya citra judul skripsi, mungkin daftar kumpulan contoh judul skripsi dibawah ini bisa dijadikan solusi alternatif untuk sobat semua untuk menentukan dan menentukan judul skripsi yang sempurna untuk anda. Silahkan sobat menentukan judul skripsi yang sempurna dan sesuai dengan kompetensi anda supaya proses penyusunan skripsi bisa berjalan lancar dan bisa segera lulus dari dingklik kuliah. Semoga bermanfaat dan selamat berjuang meraih impian impian masa depan yang cerah. 115+ Judul Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Implementasi Pendekatan Science Environment Technology And Society Sets Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas V Sekolah Dasar Implementasi Strategi React Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Sekolah Dasar Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Dengan Model Nht Penerapan Joyful Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar Penerapan Metode Circ Cooperative Integrated Reading And Composition Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ipa Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Anak Pada Siswa Di Sekolah Dasar Penerapan Metode Pembelajaran Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah Dasar, 2017 Penerapan Metode Pembelajaran Sq3r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sd Penerapan Metode Pembelajaran Sq4r Survey, Question, Read, Record, Recite And Review Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sd Penerapan Metode Pq4r Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Metode Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Metode Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Metode Skemata Kritis Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pelajaran Ips Di Sd Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Metode Sq3r Survey, Question, Read, Recite, Review Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Metode Student Teams-Achievement Divisions Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Cooperative Integrated Reading And Composition Circ Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Nht Numbered Heads Together Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Ips Di Kelas Iii Sd Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Stad Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Di Sekolah Dasar Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division Stad Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Laporan Hasil Pengamatan Penerapan Model Empowering 8 Untuk Meningkatkan Literasi Informasi Siswa Kelas Tinggi Sekolah Dasar Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD Pada Pembelajaran Ipa Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Induktif Kata Bergambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas Ii Sekolah Dasar Penerapan Model Kooperatif Tipe Circ Cooperative Integrated Reading And Composition Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar Penerapan Model Kooperatif Tipe Nht Numbered Head Together Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Sekolah Dasar Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together Nht Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama Siswa Di Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Team Games Tournament Untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Diskoveri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Strategi Rolling Leader Untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan Siswa Di Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester Ii Di Salah Satu Sd Kota Bandung Tahun 2016/2017 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading And Composition Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester Ii Di Salah Satu Sd Kota Bandung Tahun 2016/2017 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Dalam Kelompok Pada Mata Pelajaran Ipadi Kelas V Sekolah Dasar. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Ips Siswa Di Kelas Iv Sd Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Di Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Modeling The Way Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Di Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Diskusi Kelompok Pada Pembelajaran Ipa Di Sd Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas Iv SD Di Kecamatan Coblong Kota Bandung Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Team Achievement Division Stad Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Kelas Iii Sd Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Ii Sd Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Team Game Tournament Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Ttw Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Multiliterasi Dengan Menggunakan Strategi Pq4r Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas Iv Di Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Multisensori Untuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Siswa Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Pada Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Quantum Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Penerapan Model Pembelajaran Saintifik Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Pembelajaran Tandur Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas Iv Penerapan Model Problem Based Learning Pbl Dengan Teknik Probing Questions Untuk Meningkatan Keterampilan Bertanya Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Siswa SD Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Prakarya Di Kelas Ii Tahun Ajaran 2016/2017 Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Model Realistic Mathematics Education Rme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Model Realistics Mathematic Education Rme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Ii Sd Pada Mata Pelajaran Matematika Penerapan Model Scaffolded Writing Berbasis Diari Terbimbing Untuk Meningkatkan Pengetahuan Moral Pancasila Siswa Sd Kelas Iv Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Ips Kelas Iv Sd Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Nht Untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Siswa Sekolah Dasar Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stay And Stray Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelas Iv Sd Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Tgt Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sd Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Tgt Untuk Meningkatkan Kerja Sama Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Pembelajaran Savi Somatic, Auditory, Visual, Intellectual Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Sd Kelas V Penelitian Tindakan Kelas Di SD Kecamatan Cidadap Kota Bandung Penerapan Pembelajaran Sets Science, Environment, Technology, And Society Untuk Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Siswa Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Conferencing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Ctl Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Ipa Di Sd Penerapan Pendekatan Inspiratif Untuk Meningkatkan Tingkat Kreativitas Menggambar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran Seni Rupa Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan Teknik Probing Untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa SD Dalam Pembelajaran Ipa Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Di SD Kelas Iii Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar. Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Pada Materi Penjumlahan Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Ii Di Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Operasi Hitung Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Paikem Pada Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education Rme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education Rme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Sd Materi Bangun Datar Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education Rme Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perkalian Di Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Setting Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran Ipa Siswa Sd Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Di Sd Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv Semester Ii Di Salah Satu Sd Kota Bandung Tahun 2016/2017 Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Somatic Auditory Visual Intellectual Savi Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sbdp Penerapan Pendekatan Whole Language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Penerapan Pendekatan Whole Language Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Iv Sekolah Dasar Penerapan Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Penerapan Strategi Match Station Berbasis Model Pembelajaran Discovery Untuk Meningkatkan Kuriositas Siswa Kelas V Sd Penerapan Strategi React Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Penerapan Strategi Sq3r Survey, Question, Read, Recite, Review Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iv Sd Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku Token Ekonomi Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penerepan Model Kooperatif Tipe Index Card Match Untuk Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Ips Dikelas V Sekolah Dasar Penggunaan Lembar Investigasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Penggunaan Lembar Kerjas Siswa Berbasis Saintifik Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas Iv Sekolah Dasar Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Sederhana Berbentuk Narasi Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Iii Sekolah Dasar Penggunaan Metode Mind Map Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sekolah Dasar Penggunaan Multimedia Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan Siswa Kelas Ii Sekolah Dasar Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas Iv Di Sdn Cigadung Kota Bandung Perbandingan Waktu Masuk Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Kelas V Program Pengembangan Kemampuan Literasi Anak Usia Dini Studi Kasus Best Practice Pembelajaran Literasi Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung Studi Deskriptif Tentang Perlakuan Guru Terhadap Siswa Sd Di Sdn Cipagalo 2 Indonesia Dan Reservoir West Primary School Australia

judul skripsi pgsd bahasa indonesia